ADVERTISEMENT

Haruskah Paranoid dengan Pandemi Covid-19 (Bagian 3)

Jumat, 22 Mei 2020 07:00 WIB

Share
Haruskah Paranoid dengan Pandemi Covid-19 (Bagian 3)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Oleh: dr. Andrianto Purnawan SpBS

(Ketua Tim Pelakasana Percepatan Partisipasi Masyarakat Penanggulangan Covid PB IDI)

SEBELUM pandemi Covid-19 terjadi di hampir seluruh dunia, penyakit infeksi menjadi ancaman eksistensi kehidupan ini, di samping ancaman perang dan kelaparan.

Pada bagian kedua sudah kami jelaskan di antaranya sampai era milenial ini masih ada saja manusia yang lebih mudah percaya penyakit wabah itu sebagai akibat cuaca buruk, santet, setan jahat atau Tuhan yang marah. 

Di antara wabah yang terkenal yakni ebola di Afrika awalnya juga tampak menakutkan dan tak terkendali, bahkan WHO 26 september 2014 menyebut sebagai “darurat kesehatan publik terburuk yang pernah ada di era modern”. Namun, pada awal tahun 2015, epidemi ebola berhasil dijinakkan.

Baca jugaHaruskah Paranoid Dengan Pandemi Covid 19 (Bagian 2) 

Ebola menginfeksi 30.000 orang dan menewaskan 11.000 di antaranya, menyebabkan kerugian ekonomi di Afrika Barat. Tapi korban tewasnya tidak ada apa apanya jika dibandingkan dengan epidemi cacar yang hanya menyisakan kurang dari 1 juta penduduk Aztecdari yang awalnya 22 juta orang.

Demikian juga dengan flu burung yang membuat heboh manusia pada umumnya pun akhirnya angka kematian yang diakibatkan juga relatif kecil.

Nah sekarang Covid-19 menjangkiti dunia, bukan virus coronanya yang jadi masalah, namun isunya yang bikin heboh.

Baca jugaHaruskah Paranoid dengan Pandemi Covid-19

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT