ADVERTISEMENT

Pilih Jalan Kaki Mudik ke Solo Ketimbang Telantar di Ibukota

Rabu, 20 Mei 2020 06:25 WIB

Share
Pilih Jalan Kaki Mudik ke Solo Ketimbang Telantar di Ibukota

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

INDONESIA tidak dalam peperangan. Tapi gara-gara Corona semua moda transportasi berhenti. Rio (38), yang tak mau telantar di Jakarta setelah kena PHK, nekat jalan kaki Jakarta–Solo. Beruntung di Batang ketemu sesama sopir bus, Rio pun diantar sampai ke Solo.

Jakarta-Batang itu berjarak sekitar 380 Km. Lewat tol paling-paling 6 jam. Tapi kalau jalan kaki, nggak janji deh. Maka Amien Rais yang pernah janji siap jalan kaki Jakarta-Yogya bila Jokowi menang (Pilpres 2014), pilih tidak memenuhi “nadzar”-nya tersebut. Maklum Bapak Reformasi itu sudah tidak lagi rosa-rosa macam Mbah Marijan.

Tapi Rio yang nama lengkapnya Maulana Arif Budi Satrio berani jalan kaki Jakarta–Solo, karena tak ada lagi moda transportasi gara-gara PSBB di berbagai wilayah. Ini mengingatkan Tentara Hijrah yang harus jalan kaki dari Jabar–DIY gara-gara Perjanjian Renville. Tentara kita jalan kaki dari Karawang–Yogya selama 21 hari (Februari 1948).

TNI kita berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan, sedangkan Rio berjuang untuk tetap bisa hidup. Di Jakarta sebagai korban PHK dengan pesangon tak seberapa, uangnya hanya bisa untuk hidup 5 hari di Ibukota, sedangkan mengharapkan Bansos juga tak mungkin karena belum ber-KTP DKI. Maka ketimbang telantar mending pulang kampung saja ke Solo. Di kampung sendiri, makan lauk daun juga masih bisa.

Tapi gara-gara PSBB tak ada moda transportasi yang jalan. Pernah mencoba pakai mobil pinjaman teman, tapi baru sampai Bekasi dipaksa balik oleh PPLM (Petugas Penyekatan Larangan Mudik). Maka jalan satu-satunya tinggal jalan kaki, mengadopsi cara orang India pulang kampung jalan kaki juga gara-gara lockdown Corona.

Berangkat dari Cibubur 11 Mei, tiba di Batang (Pekalongan) 14 Mei. Tiap malam tidur di pom bensin atau warung tempat mangkal truk. Ini semua demi penghematan, karena perjalanan Jakarta sampai Batang ini ibarat kata hanya modal batangan doang.

Beruntung ketika perjalanannya sampai Gringsing, ketemu teman sesama sopir bus. Rio tak boleh jalan kaki lagi, dapat tumpangan diantar sampai Solo, ke rumahnya di Sudiroprajan, Jebres.

Mungkin masih banyak Rio-Rio yang lain, maksa jalan kaki karena tiadanya transportasi. Di India juga banyak yang melakukakannya, jalan kaki 300-400 Km demi bisa pulang kampung akibat Corona. Ada yang selamat, ada yang mati kecapekan ketika sisa perjalanannya tinggal 1 jam dari rumahnya. Bahkan paling tragis. 12 anak muda tewas tergilas KA gara-gara tertidur di rel lantaran kecapekan. (gunarso ts)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT