JAKARTA - Seusai salat subuh, Mila (25) dikejutkan oleh suara percikan seperti kembang api dari arah luar kontrakan yang dihuninya.
Begitu warga RT 02 RW 03 itu keluar kontrakan, Ia melihat api sudah membumbung tinggi di kejauhan. Panik, Ia pun segera meraih ponsel dan dompetnya, lalu menyelamatkan diri.
"Saya sudah gak ada pikiran apa-apa, langsung ambil handphone, dompet, terus keluar nyelamatin diri. Takutnya kan gak keburu, nyelamatin diri aja. Karena kejadiannya cepat banget," ujar Mila ditemui di Musholla Al-Falah, Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat, Selasa (19/5/2020).
Ia mengaku tidak tahu penyebab kebakaran pagi tadi terjadi. Namun Ia menduga, kebakaran itu disebabkan oleh aliran pendek listrik atau korsleting dari salah satu rumah di kawasan RT 13 RW 03.
Lantaran di sana kawasan padat penduduk, jarak antara rumah juga sangat rapat, alhasil api menyambar begitu cepat. Sebanyak 102 rumah pun hangus terbakar.
"Di sana kan emang rumah pada rapat-rapat banget. Jadi cepet banget nyambernya," sambungnya.
DIRUMAHKAN
Bak habis jatuh tertimpa tangga, Mila mengaku baru pindah ke kontrakan di sana dua pekan lalu pasca dirumahkan oleh bosnya. Pasalnya, rumah makan tempat Mila bekerja ditutup semenjak sepi beli karena adanya pandemi Covid-19.
Baca juga: Diduga karena Korsleting, Kebakaran di Kawasan Padat Penduduk Tambora Melahap 102 Rumah
Ia pun memutuskan untuk tinggal di rumah kontrakan tersebut sambil mencari pekerjaan baru di Jakarta. Namun belum juga mendapatkan pekerjaan baru, Mila harus kehilangan tempat tinggal dan barang berharga lainnya, akibat kebakaran pagi tadi.
"Saya pindah ke kontrakan itu karena tadinya tinggal di warung makan itu kan. Tapi pas warung ditutup ya sudah saya cari kontrakan. Maksudnya kan mau cari kerjaan baru juga. Eh baru dua minggu pindah, ternyata malah kebakaran," kata Mila.