ADVERTISEMENT

Tjahyo Kumolo Sebut Aparatur Negara Harus Lakukan Revolusi Mental

Sabtu, 16 Mei 2020 09:25 WIB

Share
Tjahyo Kumolo Sebut Aparatur Negara Harus Lakukan Revolusi Mental

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA  – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo menegaskan revolusi mental aparatur negara dipandang sebagai sebuah keharusan untuk mencapai tujuan pembangunan.

"Upaya membangun Indonesia menjadi negara besar yang maju diperlukan lebih dari sekedar hal yang bersifat fisik. Aparatur negara dengan jiwa kebangsaan yang kokoh adalah modal utama yang diperlukan saat ini,"  kata Tjahjo saat menjadi pembicara dalam kuliah daring Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Sespimti Polri Dikreg ke-29, Jumat (15/5/2020).

“Presiden Soekarno pernah mengatakan bahwa revolusi mental adalah suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala,” tutur mantan menteri dalam negeri. 

Menurut Tjahjo, hal tersebut menjadi dasar dari dihidupkannya kembali gerakan revolusi mental oleh Presiden Joko Widodo. Gerakan revolusi mental dianggap relevan untuk bangsa Indonesia yang sedang menghadapi tiga masalah pokok bangsa yakni, merosotnya wibawa negara, merebaknya intoleransi, dan melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional.

"Gerakan revolusi mental dibagi menjadi lima program gerakan nasional. Salah satu program gerakan nasional tersebut, yakni Gerakan Indonesia Melayani (GIM) yang fokus pada penciptaan budaya baru di lingkungan unit kerja dan organisasi aparatur negara, “ tegas dia. 

Tjahjo menjabarkan budaya baru yang ingin dibangun menjadi enam poin utama. Poin pertama adalah kepekaan terhadap orang lain baik pengguna layanan, pemangku kepentingan, bawahan, maupun pegawai lainnya. Kedua munculnya pegawai yang inovatif, kreatif, dan cerdas.

Poin Ketiga, adanya keberanian untuk mengambil risiko untuk keputusan strategis yang mendesak. Keempat, memperlakukan pegawai sebagai aset paling berharga bagi organisasi. Poin terakhir adalah keterbukaan komunikasi bagi pegawai dan membangun hubungan yang solid antar pegawai.

“Kita harus mengubah cara kita melayani masyarakat. Kita harus membangun sinergi antar satuan kerja dalam mewujudkan target-target pembangunan,” imbuhnya.

Tjahjo menegaskan ada beragam kunci yang harus dikombinasikan untuk menjamin keberhasilan revolusi mental bagi aparatur negara. Namun yang paling utama dari semua itu adalah konsistensi dan komitmen. Tjahjo meyakini jika upaya perubahan dilakukan secara konsisten dan penuh komitmen, maka ke depan pemerintahan Indonesia menjadi pemerintahan yang disegani dan dihormati tidak hanya oleh masyarakatnya, tetapi juga oleh dunia internasional.

“Mari kita tingkatkan kerja sama bahu-membahu untuk meningkatkan derajat kehidupan masyarakat, serta keunggulan bangsa agar mampu berkiprah tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga di tingkat nasional dan internasional,” tandasnya. (johara/tri)

ADVERTISEMENT

Reporter: Tri Haryanti
Editor: Tri Haryanti
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT