MESKIPUN yang terpapar Covid-19 sudah lebih dari 15.000 orang Kemenhub pede saja merelaksasi PSBB, agar perekonomian kembali menggeliat. Rupanya Menag Fachrul Razi ngiri juga pada Menhub, sehingga dia ingin tempat ibadah juga direlaksasi.
Meski sedang terkena PSBB, semangat orang untuk mudik tetap tinggi. Banyak yang gagal karena dipaksa balik oleh PPLM, tapi juga tidak sedikit yang berhasil sampai di kampung halaman. Apalagi setelah Kemenhub merelaksasinya, gelombang pemudik semakin besar karena alat transportasi juga mulai jalan.
Dari sisi ekonomi, memang sudah mulai menggeliat. Tapi dari sisi kesehatan, lihat saja pengumuman dr. Akhmad Yurianto di TV. Hingga kemarin sore jumlah pasien Corona sudah menyentuh angka 15.000 lebih, hanya dalam tempo 1,5 bulan sejak 2 Maret 2020 lalu.
Dalam urusan mudik, pemerintah bisa mengalah dengan melonggarkan aturan PSBB. Bagaimana dengan urusan ibadah? Menag juga sangat menunggu lampu hijau dari Menko Polhukam Mahfud MD. Menhub dapat dispensasi relaksasi, tapi Menag kok tidak. Padahal urusan “hablu minallah” juga persoalan penting.
Tempat ibadah orang Kristen, Hindu, Budha, semuanya sepi. Begitu juga untuk orang Islam, sudah berapa Jumat umat Islam tak menggelar salat Jumat. Dan bulan Ramadhan 1441 H ini tak terasa khidmat lagi karena banyak mesjid yang tak menggelar salat tarawih.
Tapi orang kita, yang namanya melanggar aturan itu sebuah tantangan. Maka daerah zona merah sebagaimana Jakarta dan Surabaya, pelanggar SBB untuk urusan ibadah juga terjadi di mana-mana. Di Surabaya 290 mesjid tetap menggelar salat tarawih, dan 90 mesjid tetap menggelar Jumatan.
Di Jakarta idem ditto, pelanggaran salat Jumat tercatat 20 mesjid sedangkan pelanggaran salat tarawih sebanyak 40 mesjid. Meski dosanya sudah digaransi oleh MUI, orang tetap merasa tidak afdol jika tak melakukannya, baik itu salat Jumat maupun salat tarawih.
Maka ketimbang dilarang tetap saja dilanggar, Menag Fachrul Raz juga ingin tempat ibadah direlaksasi. Terkesan beliaunya “ngiri” pada Menhub. Tapi iri demi umat apa salahnya. (gunarso ts)