WABAH Corona benar-benar telah meluluh-lantakkan harapan anak bangsa. “Berkat” keganasannya, beratus-ratus jiwa di Indonesia tercabut, dan jutaan warga negara menjadi miskin karenanya.
Menurut SMERU Research, sampai akhir April lalu 8.5 juta warga miskin baru telah hadir di Indonesia.
Siapapun presidennya, selalu bercita-cita untuk memerangi kemiskian di negeri ini. Tapi dalam prakteknya, bikin rakyat tidak miskin itu bukan perkara gampang.
Yang selalu terjadi, justru para wakil rakyat di Senayan dan DPRD lah yang kaya duluan. Tjahjo Kumolo pernah mengakui, saat jadi anggota DPR gajinya sebulan Rp 267 juta.
Bayangkan, rakyat yang diwakilinya masih banyak yang penghasilannya Rp 2,67 juta sebulan.
Mending yang jadi buruh pabrik, berkat demo tiap 1 Mei upahnya tiap bulan Rp 4,250.000,- (UMP 2020). Cuma ya itu tadi, harus siap diomeli rakyat karena bikin macet jalanan.
Tahun 2011 di masa pemerintahan Presiden SBY, angka kemiskinan itu mencapai 12,4 persen dari jumlah penduduknya saat itu sebanyak 245,1 juta jiwa.
Lambat laun terus berkurang. Pada pemerintahan Jokowi, dari awalnya 25,14 juta orang miskin, pada Maret 2019, menjadi 24,79 juta orang pada September 2019. Sehingga saat itu, angka kemiskinan sudah mencapai 9,22 persen.
Tapi gara-gara pandemi Corona, semua jadi berantakan. SMERU Research mencatat dalam skenario terkecil, angka kemiskinan pada Maret 2020 naik menjadi 9,7 persen atau bertambah 1,3 juta jiwa.
Tapi dalam skenario terberat, angka kemiskinan di Indonesia pada bulan tersebut diproyeksi naik hingga 12,4 persen.
Jumlah penduduk miskin di seantero negeri pun bertambah menjadi 33,24 juta orang, bertambah 8,5 juta orang miskin baru.
Dengan posisi angka kemiskian 12,4 persen, berarti selama 9 tahun usaha pemeritah dari tahun 2011 hingga 2020 sia-sia belaka.
Tapi mau bagaimana lagi, musibah Corona bukan monopoli Indonesia. Bahkan Amerika Serikat yang katanya negara adidaya, kini juga tak berdaya.
Ini masih mending, dengan PSBB yang berarti lockdown korting 50 persen, perekonomian nasional tidak sampai lumpuh total. Coba, andaikan Presiden mengikuti saran banyak pihak termasuk cucu mantan Presiden SBY untuk lockdown, seperti apa jadinya negara ini. – gunarso ts