ADVERTISEMENT

Prihatin Wabah Corona, Keluarga Besar Wartawan Pentim Patungan Bagikan Sembako dan Masker

Minggu, 10 Mei 2020 23:02 WIB

Share
Prihatin Wabah Corona, Keluarga Besar Wartawan Pentim Patungan Bagikan Sembako dan Masker

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA - Sebanyak 100 paket sembako dibagikan oleh keluarga besar wartawan di Jakarta Timur alias Penatimur (Pentim) kepada warga terdampak pandemi virus corona (Covid-19) secara ekonomi, Minggu (10/5/2020).

Apalagi sejak 10 April lalu, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan di DKI Jakarta. Hal itu membuat aktivitas warga terkendala mencari nafkah. 

Juru bicara Pentim, Subadri Arifqi  menuturkan, awalnya kumpulan wartawan dari berbagai media massa ini melihat banyak warga yang mengalami kesulitan ekonomi dampak dari wabah corona. 

"Selama ini di lingkungan kami ada pedagang asongan, sopir angkot, pemulung dan pekerja sektor informal lain yang tengah kesulitan akibat pandemi Covid-19, tentu ini sangat berpengaruh bagi keluarga mereka, ini saatnya saling membantu," kata jurnalis akrab disapa Badri.

Pentim, lanjut Badri, lantas tergerak mengumpulkan uang atau patungan yang hasilnya kemudian dibelikan sembako untuk diberikan kepada warga yang membutuhkan.

"Alhamdulillah paket sembako yang bisa kami bagikan berupa beras, mie instan, gula, kopi, teh, tepung terigu, dan minyak goreng. Selain itu juga kami membagikan masker, dan hand sanitizer gratis," imbuh wartawan televisi swasta nasional itu.

Pembagian sendiri dilkukan di sepanjang Jalan Otista Raya hingga ke Jalan Matraman Raya, Jaktim. Tentunya, dengan memperhatikan protokol pencegahan Covid-19.

"Kami wartawan juga sama seperti pekerja sektor informal lain, harus bekerja saat Pandemi Covid-19. Makanya saling mengingatkan jaga kesehatan," tuntasnya.

Aboy (43), satu pedagang asongan di sekitar Mapolsek Jatinegara, markas Pentim, mengaku sangat bersyukur dan berterima kasih atas bantuan yang diberikan. Apalagi sejak Corona, pemasukannya sangat sedikit dan hanya cukup untuk makan. 

"Sekarang dagangan susah laku karena jalanan sepi, enggak ada yang beli. Ini sangat membantu sekali," timpalnya. (ifand/ys)

ADVERTISEMENT

Reporter: Yulian Saputra
Editor: Yulian Saputra
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT