TANGERANG SELATAN - Kematian seorang pria dihakimi massa lantaran dituding hendak merampas motor pemuda di Serpong, Tangsel, berbuntung panjang. Pasalnya, lelaki yang dijemput ajal dalam pengadilan jalanan itu ditenggarai bukan begal menyusul pelaporan Aliansi Pemuda Aceh Jakarta (APAJ) ke Polsek Serpong.
Sebelumnya M Basri, 3, merenggang nyawa dihakimi warga Kampung Cicentang, Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan pada Jumat (8/5) dini hari. Kapolsek Serpong Kompol Supriyanto mengatakan, kperistiwa terjadi sekitar pk. 02.00 ketika M Basri menghampiri dan mengancam Raka Indrawan,19, yang saat itu duduk di atas motor menunggu temannya.
Tiba-tiba didatangi seorang pria dan meminta kunci motor sembari mengancam. “Dia lalu berteriak minta tolong,” katanya, Jumat (8/5). Mendengar teriakan itu, warga mengejar dan menangkap pria yang dituduh begal itu. Tanpa dikomado massa menghakimi terduga bandit tersebut.
“Dalam kondisi krutis terduga diserahkan ke kami lalu dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong,” ujarnya. Aksi massa itu disesalkan Kapolsek. “Apabila ada pelaku yang diamankan warga, segera laporkan ke polisi. Jangan main hakim sendiri, sebab akan merugikan diri sendiri," ujar Supriyanto
Baca juga: Begal Motor di Serpong Tewas Dihakimi Massa
PROTES
Kematian M Basri diproptes APAJ denga mendatangi Polsek Serpong. Ketua APJ Nazarullah mendesak semua pelaku pengeroyokan ditangkap dan Polsek Serpong mengklarifikasi pernyataannya. “Anggota kami itu dari Aceh dan bekerja sebagai sopir kargo di daerah Ciater, Tangsel. Saat itu dia mau beli rokok di minimarket," ujarnya.
Saat kejadian itu, M Basri hanya mengantongi uang dan berjalan kaki. “Kalau dia begal, pasti bawa senjata tajam,” katanya. Tapi ada oknum yang meneriakinya dia begal. Akibat teriakan itu, warga menangkapnya lalu digebuki hingga meninggal. Semua pelaku dalam pengadilan jalanan itu harus ditangkap dan polisi memberikan klarifikasi atas pemberitaan yang beredar Basri, pelaku begal.
“Kami akan kawal proses hukumnya," tukasnya seraya menyebutkan jenazah M Basri sudah diterbangkan ke kampung halamannya untuk dimakakam. “Dia meninggalkan seorang istri dan anak berusia 8 tahun,” tukasnya. (iw/ruh).