JAKARTA (Pos Kota)-Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tetap menggandeng para remaja Broken Home di tengah Pandemi COVID-19. Langkah ini sebagai upaya pembinaan ketahanan remaja dengan cara pemberian konseling sebaya melalui media online.
“Pemberian konseling untuk remaja broken home membutuhkan pendekatan khusus dari para konselor sebaya. Pendekatan khusus ini memerlukan konselor sebaya yang juga memiliki kompetensi khusus dalam membantu remaja broken home untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya serta memiliki perencanaan dalam mempersiapkan dan melewati transisi kehidupan remaja,” kata Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) pada Pelatihan Konselor Sebaya bagi Remaja Broken Home (Be Home) Indonesia dan GenRe Indonesia Berbasis Online.
Menurut Hasto, setengah juta kelahiran terjadi pada remaja usia 15-19 tahun di Indonesia. Kelahiran remaja dapat mempengaruhi pertumbuhan mereka sendiri, berat lahir bayi, risiko gangguan hipertensi selama kehamilan, fistula, anemia, dan risiko tinggi kematian neonatal. Kelahiran pada usia remaja juga disebabkan karena 1 dari 9 wanita menikah sebelum usia 18 tahun (pernikahan dini). Namun rendahnya pemakaian kontrasepsi (kurang dari 50 %) untuk Pasangan Usia Subur (PUS) muda tersebut meningkatkan infeksi HIV baru terutama terjadi pada remaja perempuan.
Pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja sudah seharusnya diperhatikan untuk mencegah segala permasalahan remaja seperti seks pranikah, HIV/Aids, dan NAPZA. BKKBN menjawab permasalahan tersebut salah satunya dengan berupaya meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang holistik dan integratif sesuai siklus hidup, serta menguatkan pembentukan karakter di keluarga melalui salah satu strategi, yaitu: peningkatan pola asuh dan pendampingan remaja, peningkatan kualitas dan karakter remaja, serta penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja.
"BKKBN harus hadir ditengah keluarga dan terhubung dengan remaja, itu merupakan satu hal yang sangat penting. Tetapi, memang terdapat keluarga normal dan keluarga yang berjalan tidak semestinya. Justru anak-anak remaja dari keluarga yang tidak berjalan semestinya ini yang harus perlu diperhatikan dan butuh sentuhan" tambah nya.
Program BKKBN sendiri dalam pembinaan ketahanan remaja diselenggarakan melalui peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga dan kesehatan reproduksi. Di dalamnya, BKKBN menyediakan ruang-ruang untuk pelaksanaan konseling.
Pemberian konseling dilaksanakan oleh konselor sebaya yaitu remaja yang memiliki komitmen dan motivasi yang tinggi untuk memberikan konseling bagi kelompok remaja sebayanya serta telah mengikuti pelatihan/orientasi konseling oleh BKKBN maupun pihak lain yang berkompeten.
Psikolog Roslina Verauli M. Psi menjelaskan bahwa beberapa tahun belakangan terdapat tren di masyarakat kasus perselingkuhan orang tua dan remaja depresi. Banyak dari mereka yang tidak takut untuk melukai diri sendiri, sehingga saat ini banyak pernikahan atau struktur dalam keluarga yang bergeser.
Maka dari itu, sangat setuju dengan program BKKBN tentang remaja seperti tentang Pranikah dan Siap Nikah serta nantinya diharapkan dapat diadakan pelatihan bagi para Ibu yang berusia muda muda dan menikah untuk membangun keluarga. (*/fs)