Anak Tiri Dikenakan PSBB Nggak Taunya Pengin Juga

Jumat 08 Mei 2020, 07:20 WIB

BUKAN gubernur bukan Presiden, Harsudin (40), berani menerapkan PSBB pada anak tirinya, Santi (17). Gadis ABG itu dibatasi pergaulannya pada anak lelaki, nggak tahunya karena dia pengin sendiri. Ulah bejadnya terbongkar ketika Novia itu mengadu pada polisi Polres Jeneponto bahwa dia baru saja diperkosa ayah tiri.

Ayah tiri sayang pada anak bawaan istri, itu sudah jamaknya. Sebab itu resiko kawin sama janda. Sayang pada emaknya, harus sayang pula pada anaknya. Jika cintanya hanya pada emaknya doang, itu namanya bapak tiri yang egois. Tapi jangan pula meniru fenomena yang banyak terjadi belakangan ini, terlalu sayang pada anak tiri, ngak tahunya dia juga pengin sendiri.

Bapak tiri model beginian, salah satunya adalah Harsudin, warga daerah Jeneponto, Sulawesi Selatan. Dia menikah dengan janda Mutmainah (40), sekitar 4 tahun lalu. Itu berarti Santi usianya kala itu baru 13 tahun, masih bocah banget, belum kelihatan enak digerayangi dan perlu. Kala itu sama sekali nihil dalam otak Harsudin, niat buruk
untuk menggauli anak tiri sendiri.

Sesuai dengan perjalanan waktu, makin ke sini penampilan Santi kok semakin menggamit rasa merangsang pandang. Sementara terhadap emaknya, kadar cintanya semakin ngedrop, tinggal dua digit bila pinjam istilah sinyal HP. Sejak itu ada rasa cemburu bila ada cowok yang mendekati Santi.

Maka meski bukan presiden bukan pula gubernur, Harsudin berani menerapkan PSBB pada anak tirinya tersebut. Tapi jangan salah, bagi ayah tiri celamitan ini, PSBB justru mengandung makna: Pokoknya Santi Buat Bapak. Bila ada cowok apel, mesti dinasihati begini, “Kamu harus hati-hati sama cowok, hamil nganggur baru tahu rasa!”

Tapi cowok sekarang kan berani-berani nempuh bahaya. Sudah dilarang mendekati Santi masih ngeyel, dengan alasan “Saya juga pakai masker kok Pak.” Semprul, dilarang secara baik-baik kok malah ngajak debat macam apukat saja. Langsung cewek ngeyel pelanggar PSBB itu dikepret sekali, pletakkkk! Bahkan Harsudin masih juga mengacam, berani datang lagi mau dipotong-potong seperti advokat buat campuran es buah.

PSBB gaya Harsudin berjalan efektif, cowok-cowok jaga jarak dengan Santi ribuan meter. Wabah Corona mereda, wabah asmara Harsudin makin merajalela, tanpa pernah dilaporkan Jubir dr Akhmad Yurianto dari Istana. Dia mulai berani mendekati Santi sambil memberikan Bansos barang Rp20.000,- sampai Rp50.000,- “Buat jajan
ya….” Kata Harsudin.

Santi menerimanya saja tanpa curiga, kan wajar ayah memberikan uang pada anaknya. Tapi lain waktu Harsudin semangkin berani menyampaiken daripada hasratnya untuk berbuat hal-hal yang tidak senonoh. Dengan ancaman tertentu, akan diisolasi selama 2 minggu bila menolak hasrat bapak, akhirnya Santi pun bertekuk lutut dan
berbuka pada pada ayah tirinya.

Setelah berhasil mendulang sukses, lain lagi narasi Harsudin. Jangan cerita sama ibumu, nanti bisa diusir dari kampung sini. Tapi karena ayah itu selanjutnya terus minta melulu macam balita dikasih permen, Santi memberanikan diri lapor sendiri ke polisi. Tanpa banyak kata, bapak tiri celamitan itu langsung ditangkap tanpa perlawanan. “Habisnya makin ke sini anak tiriku makin menggugah selera.” Ujarnya polos.

Apa lagi makannya masih anget-anget gitu, 2 piring juga habis.” (dc/gunarso ts)

News Update