HARI-hari belakangan Didi Kempot, 53, sangat peduli pada mereka yang terkena dampak wabah Corona. Dari rumahnya dia sukses menggelar konser amal Covid-19 dengan donasi lebih dari Rp 7,6 miliar.
Dia juga ciptakan lagu “Jangan mudik”. Nggak tahunya dia sendiri kemarin “pulang kampung” ke alam baka untuk selamanya.
Kepergian penyanyi campursari legendaries dari Solo ini sangat mengejutkan. Dia tak pernah sakit, juga tak punya riwayat penyakit berat.
Tahu-tahu Selasa pagi kemarin dilarikan ke RS Kasih Ibu, Surakarta. Hanya 5 menit di ruang UGD, Didi Kempot dipanggil sang Khalik tepat pukul 07.30.
Orang Jawa punya kepercayaan, orang yang mendekati hari akhirnya banyak membuat prestasi luar biasa. Dan itu terjadi pula atas penyanyi yang berangkat dari pengame jalanan itu.
Pada 11 April 2020 dari rumahnya dia menggelar konser amal Covid-19 bekerja sama dengan Kompas TV. Hasilnya luar biasa, terkumpul dana untuk mereka yang terdampak Corona menyentuh angka Rp 7,6 miliar lebih.
Didi Kempot juga sempat menciptakan lagu “Jangan Mudik”, sebuah imbauan untuk para perantau yang memaksakan diri pulang kampung di tengah-tengah wabah Corona.
Sungguh tak ada yang menduga bahwa lagu itu merupakan isyarat bahwa Didi Kempot justru hendak “mudik” selamanya, meninggalkan para penggemar dan lagu-lagu ciptaannya.
Terlahir 31 Desember 1966 di kota Solo, Didi Kempot memang hidup dalam keluarga praktisi seni. Sang ayah, Mbah Ranto Edi Gudel, adalah pelawak beken di Solo yang dihari tuanya sering pentas bersama dalang kondang Ki Anom Suroto dan Ki Manteb Sudharsono.
Kakaknya, Mamik Podang, adalah juga pelawak Srimulat yang cukup sukses. Kini mereka bertiga telah damai di alam sana.
Merintis karier dimulai dari pengamen jalanan, dari Solo dia bertaruh nasib ke Jakarta, tetap saja jadi pengamen kelas lampu merah.