ADVERTISEMENT

Kelompok Tani Hutan Sosial Apresiasi E-learning KLHK

Minggu, 3 Mei 2020 10:42 WIB

Share
Kelompok Tani Hutan Sosial Apresiasi E-learning KLHK

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA – Pelatihan jarak jauh atau E-learning untuk pendamping dan petani perhutanan sosial, telah digelar selama empat hari oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

E-learning tersebut dilakukan sejak 27 April hingga 30 April 2020. Setidaknya ada sekitar lebih 500 orang pendamping dan petani dari kelompok Perhutanan Sosial dari berbagai tempat di Indonesia yang terdaftar sebagai peserta yang mengikuti E-learning tersebut.

Pelatihan jarak jauh ini merupakan kelas gelombang pertama untuk angkatan 1 dan 2, yang masing-masing diselenggarakan oleh pusdiklat LHK dan tujuh Balai diklat LHK di seluruh Indonesia. 

Kegiatan e-learning ini sendiri merupakan kerjasama antara lintas Eselon I antara Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) dan Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (Ditjen PSKL). 

Kepala BP2SDM, KLHK, Helmi Basalamah berharap, kegiatan ini dapat menciptakan tenaga pendamping Perhutanan Sosial di berbagai wilayah Indonesia. Sehingga percepatan dan peningkatan kualitas program Perhutanan Sosial dapat tercapai.

Dalam laporannya kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Helmi menyampaikan, peserta E-learning ini sangat antusias. Pasalnya, metode ini merupakan hal yang baru bagi petani, dan mereka menyadari bahwa hanya dengan menggunakan ponsel atau laptop serta koneksi internet, mereka dapat mengikuti pelatihan dan mendapatkan pengetahuan dari narasumber yang kompeten tanpa harus pergi dari tempat tinggalnya. 

"Peserta pelatihan aktif dan antusias dalam proses pembelajaran melelui videoconference dengan aktif memberikan pendapat, pertanyaan, penyelesaian quiz, serta membuat tugas mandiri," tulis Helmi dalam laporannya.

Lebih lanjut Ia mengatakan, seluruh oeserta juga mengikuti pelatihan dengan baik samapi mendapatkan predikat lulus. Selanjutnya, para peserta berhak mendapatkan sertifikat pelatihan dengan memenuhi aspek penilaian yang meliputi: Kehadiran atau partisispasi (bobot 10%), nilai akademis (menjawab soal di setiap materi/kuis) (bobot 40%), tugas catatan mandiri (bobot 20%), tugas rencana tindak lanjut paska Pelatihan (bobot 20%), sikap dan perilaku (bobot 10%).

Helmi menilai, metode E-learning ini memang dirancang untuk menyelenggarakan pelatihan yang mudah, murah, efektif serta efisien. Selain itu, mampu menjangkau seluruh masyarakat di Indonesia.

"Kerjasama tim antara tutor, admin dan panitia mutlak diperlukan ketika proses pembelajaran online. Kesamaan konsep dan persepsi antara tutor yang saling berjauhan sangat penting, sehingga proses pembelajaran lancar, tepat waktu, tidak terganggu sinyal ataupun gangguan lainnya," kata Helmi. 

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Tri Haryanti
Editor: Tri Haryanti
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT