ADVERTISEMENT

Data Pengguna Tokopedia Bocor, DPR: Tingkatkan Kewaspadaan Siber di Tengah Pandemik

Minggu, 3 Mei 2020 22:15 WIB

Share
Data Pengguna Tokopedia Bocor, DPR: Tingkatkan Kewaspadaan Siber di Tengah Pandemik

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA - Diberitakan terjadi kembali kebocoran data pengguna Tokopedia setelah tahun lalu Februari 2019 juga diberitakan adanya "kebocoran data" para penjual di marketplace tersebut.

Kali ini ada 15 juta data pengguna, bahkan menurut sebuah laporan mencapai 91 juta data pengguna Tokopedia yang bocor. Meskipun pihak Tokopedia menyatakan password para pengguna tetap aman, namun kejadian ini menjadi alarm bagi kita.

"Di tengah masa pandemi ini, saya kembali mendorong kepada semuanya, baik pemerintah dalam hal ini Kementerian Kominfo dan BSSN, swasta seperti perusahaan-perusahaan yang melakukan pengelolaan data pribadi serta masyarakat sendiri selaku pengguna internet, agar bersama-sama meningkatkan kewaspadaan siber. Kasus Tokopedia ini jadi alarm bagi dunia siber di Indonesia," kata anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, Minggu (3/5/2020).

Wakil Ketua Fraksi PKS ini mengingatkan bahwa pertengahan April lalu pihaknya sudah mendorong agar pemerintah meningkatkan keamanan dan ketahanan siber di masa pandemi ini, karena penggunaan online meningkat dengan adanya kebijakan PSBB, belajar dan kuliah dari rumah.

Analytic Data Advertising (ADA) mencatat ada kenaikan pengunaan internet oleh para adaptive shopper sebesar 300%-400% pada Maret lalu, juga oleh para Working From Home Professional yang penggunaan internetnya meningkat hingga 400% hingga Maret. Bulan April kita duga angkanya meningkat lagi, jika melihat PSBB dilakukan lebih masif lagi di daerah-daerah.

Bisa dikatakan, Sukamta melanjutkan, saat seperti ini internet sangat-sangat penting. Pada kondisi normal saja internet telah demikian penting, apalagi ketika pandemi seperti sekarang. Gangguan pada internet, entah hacking sampai cracking, bisa mengacaukan kehidupan di masyarakat. Bahkan ancaman bisa sampai skala negara jika yang diserang adalah instalasi negara yang menguasai hajat hidup masyarakat yang diprogram dengan internet. 

Karena itu, lanjut doktor lulusan Inggris ini, kasus ini juga jadi alarm bagi pemerintah akan adanya potensi ancaman. Komisi I DPR bersama pemerintah tentu akan serius dalam pembahasan RUU Pelindungan Data yang sudah masuk Prolegnas tahun ini. 

"Kami akan atur soal kewajiban para pengelola data pribadi, termasuk sanksi bila terjadi pelanggaran data seperti ini. Kita juga akan atur agar cakupan hukum pelindungan data meliputi tidak hanya surface web, tapi juga deep web termasuk darkweb," katanya.

Surfaceweb adalah dunia internet yang selama ini bisa kita akses, yang bisa diakses oleh Google, jumlahnya sekitar 10% dari total web yang ada. Sisanya, yaitu sekitar 90% adalah deep web. Ini semacam dunia gelap dan dunia hitamnya jagat maya. Segala hal yang ilegal, kejahatan, hal-hal anomali, adanya di web-web seperti ini. Untuk mengaksesnya perlu upaya lebih, tidak bisa dengan cara akses biasa. Data-data pengguna yang bocor seperti kasus Tokopedia dan Zoom meeting beberapa saat lalu, diduga dijual lewat web semacam ini.

"Kita berharap aturan soal perlindungan data nanti bisa mengcover hal ini," kata Sukamta.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Yulian Saputra
Editor: Yulian Saputra
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT