JAKARTA – Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat pandemi Covid-19 di Jakarta, dampaknya sangat dirasakan pengemudi ojek online.
Banyak dari mereka sudah terseok-seok, kehidupannya. Jika dalam waktu dekat belum ada perubahan, mereka bisa jatuh dalam kemiskinan.
Salah satunya adalah Supratno (42), yang sudah 5 tahun menjalani profesi sebagai ojek online. Ia mengaku sangat merasakan kesulitan ekonomi akibat diberlakukannya PSBB.
"Sekarang kan gak bisa narik penumpang, sementara yang order makanan juga jarang, paling ngandelin pengiriman paket aja," kata Supratno.
Supratno yang tinggal di Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat mengaku ojek online lah sumber penghasilannya selama ini. Namun sejak Virus corona melanda Ibu Kota, ia harus sering kali mengencangkan ikat pinggang akibat sepinya order.
"Seminggu cuma dua kali narik, kemaren tiga hari gak dapat sama sekali, " kata Supratno.
Ayah 4 anak ini menjelaskan sebelum ada nya Covid-19 bisa mengantongi penghasilan bersih Rp 200 ribu perhari. "Sekarang dapat Rp 150 ribu seminggu aja itu udah beruntung," tuturnya saat berbincang dengan Pos Kota, Jumat (1/5/2020).
Supratno kembali bercerita tentang pengalaman pahitnya menjadi ojol yang beberapa kali pernah ditipu order fiktif.
"Pernah juga saya di tipu sama order fiktif, dia order beli martabak setelah selesai orangnya gak ada," lanjut Supratno.
Di rumah kontrakan petakan seluas 4X4 meter yang terbuat dari triplek, Supratno tinggal bersama istri dan empat anaknya .
"Sempit memang tapi begini lah keadaannya, Anak yang paling besar kerja juga sudah di rumahkan sejak PSBB. Sekarang saya sendiri yang cari uang, kalau lagi gak dapat penghasilan untuk makan saya pinjam sodara, kadang juga di jalan ada yang bagi bagi makanan saya bawa pulang untuk makan anak, yang penting anak lah bisa makan, kalau saya bisa tahan lapar," tuturnya.
Pria asal Kudus ini mengaku tidak memikirkan untuk mudik Lebaran, larangan mudik oleh Pemerintah pun tidak membuat nya pusing.
"Lebaran memang jarang mudik, bisa 4 tahun sekali mudik, karena anak istri kan di jakarta, di kampung juga orang tua sudah nggak ada, jadi gak ambil pusing larangan mudik, yang bikin pusing justru kalau lebaran nggak pegang duit," lanjut Supratno.
"Kemaren dapat bantuan sembako dari Gubernur, lumayan bisa buat makan seminggu, semoga nanti menjelang lebaran dapat bantuan dari pemerintah lagi, untuk meringankan beban, " pungkas Supratno.
Tari (40), istri dari Supratno mengaku pasrah dan menerima dengan kondisi sekarang.
"Ya terima aja, kondisinya memang seperti ini, kan bukan suami saya aja yang susah cari uang, semua sama, dapat besar atau kecil syukuri, kalau ada kurang untuk makan bisa pinjam saudara atau utang dulu belanja ke warung, " tutup Tari. (yono/tri)