JAKARTA – Wabah virus corona (Covid-19) tidak tahu kapan berakhirnya, karena itu kebijakan larangan mudik dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang dibuat pemerintah adalah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Meski demikian, masyarakat yang diliburkan bekerja dan dipaksa untuk tinggal dirumah menimbulkan masalah baru.
Bagi mereka yang memiliki tabungan masih bisa bertahan hidup dirumah. Sementara yang berpenghasilan harian, mau tak mau harus keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dan berharap bantuan sosial dari pemerintah dan lainnya.
Namun bagaimana dengan masyarakat yang selama ini bekerja, tiba-tiba dirumahkan tanpa biaya hidup atau pas-pasan. Mereka hendak keluar rumah tidak tahu mau melakukan kerjaan apa karena semua kegiatan di masyarakat lumpuh akibat PSBB.
Pilihan masyarakat seperti ini cuma satu, nekad mudik dan pulang kampung serta tidak menghiraukan covid-19 dari pada bertahan hidup di Jakarta yang semakin hari menyakitkan.
Mereka lalu mencari cara agar bisa mudik baik dengan sepeda motor, kendaraan pribadi hingga menggunakan mobil travel gelap.
Salah satu calon pemudik bernama Suparman asal Kabupaten Trenggalek, Jatim mengatakan, dirinya nekad menumpang mobil travel gelap karena di Ibu Kota Jakarta sudah tidak ada lagi pekerjaan.
“Sudah tidak ada pekerjaan mendingan tinggal di kampung saja. Biaya dari mana kerjaan juga gak ada,” kata Suparman, Sabtu (2/5/2020).
Menurutnya, ia menumpang mobil travel setelah dikabari oleh tetangganya yang bisa membawa pemudik sampai tujuan. Untuk sampai tujuan dibeberapa daerah di jawa timur, para pemudik ini diminta ongkos Rp300 hingga Rp500 ribu.
Namun, ketika mobil travel tersebut melintasi Pos Pam Operasi Ketupat Jaya 2020, laju kendaraannya dihentikan petugas. Mereka dipaksa turun untuk dilakukan pendataan kemudian oleh anggota Ditlantas Polda Metro Jaya mereka dikembalikan ke pool masing-masing.
Suparman hanya bisa pasrah dengan kondisi yang dialaminya, angan-angan dipikirannya sudah segudang menumpuk akan melakukan kegiatan di kampung halamannya Trenggalek, Jawa Timur lenyap, dan harus balik ke Jakarta. (ilham/tri)