Guru Honorer Alami Beban Berat Selama Terjadi Wabah COVID-19

Jumat 01 Mei 2020, 17:09 WIB

TANGERANG–Pemberlakuan belajar online untuk mencegah penyebaran COVID-19 menurut banyak pihak memang sudah tepat. Tapi jika tidak diiringi dengan kebijakan yang tepat akan menimbulkan masalah bagi sebagian pihak.

Jaliah, guru honorer di SDN Pangadegan 2 Kabupaten Tangerang menuturkan telah menghabiskan Rp300 ribu untuk membeli paket data karena harus berbagi dengan anaknya yang kelas 6 SD. Ia berharap pemerintah lebih memperhatikan nasib guru honorer terutama disaat pandemi.

“Kemarin dari sekolah dikasih Rp 50 ribu untuk beli paket data, sedangkan saya sudah menghabiskan 300 ribu untuk paket data karena harus berbagi dengan anak saya yang belajar online juga. Kami berharap ada bantuan lebih dari pemerintah kepada guru honorer, karena keadaan semakin sulit, ditambah suami juga di PHK tanpa mendapat pesangon,” ujarnya.

Untuk membantu keuangan keluarga suaminya juga bantu-bantu dengan berdagang ikan di sekitar rumah.

“Untuk menjemut rejeki, suami dagang ikan cupang, kadang laku, kadang enggak”, ungkap guru yang telah menjadi tenaga honorer sejak 2009 ini.

Nuryanah Ketua Forum Honorer Kategori 2 Indonesia (FHK2I) menuturkan kalau sistem pembelajaran online banyak dikeluhkan guru-guru honorer. Dengan gaji dari dana BOS para guru honorer hanya mendapat Rp300ribu sampai Rp600ribu perbulan tanpa ada embel-embel seperti bonus dan tunjangan hari raya (THR).

“Banyak guru honorer curhat kepada saya terkait beratnya beban mereka karena sistem belajar online saat ini. Kiranya pemerintah lebih memperhatikan para pahlawan tanpa jasa ini, bantu mereka untuk membeli paket data tanpa membebankaan mereka,”ujarnya

Lanjur Nuryanah, ketidak pastian nasib guru honorer yang merupakan rakyat miskin dadakan ini harus menjadi perhatian pemerintah. Tidak etis seorang guru menjual kerupuk seharga Rp35 ribu dari sisa nasi untuk dapat menyambung hidup.

“Kemarin ada guru honorer laki-laki ke rumah saya jual kerupuk dari sisa nasi. Meski mahal saya terpaksa membeli dua kilogram karena saya sedih melihatnya. Semoga ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Guru honorer juga manusia yang sama-sama terkena dampak COVID-19. Jika tidak dapat bantuan, mereka tidak bisa makan,” tambahnya.(toga/fs)

 

News Update