JAKARTA - May Day atau Hari Buruh yang jatuh pada 1 Mei, kali ini diperingati para pekerja dengan duka cita. Lantaran, banyak dari mereka di tengah Pademi Virus Corona (Covid-19) seperti ini malah kehilangan kerja akibat PHK atau dirumahkan.
Apriyadi, 40, salah satu buruh korban PHK di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Cakung, mengaku sudah 1 bulan dirumahkan . Perusahaan tempat dirinya bekerja, tidak lagi sanggup membayar gaji karyawan akibat terdampak wabah Virus asal Sunan, China itu.
"Perusahaan tidak memberikan uang PHK, tapi dijanjikan setelah Lebaran dan keadaan membaik kemungkinan akan dipanggil kembali," ungkapnya saat ditemui di kontrakannya di RW15, Kelurahan Lagoa, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Jumat (1/5/2020).
Yadi, bapak 2 anak itu disapa mengaku, dengan tidak lagi memiliki pekerjaan terlebih disaat wabah Covid-19 ini, beban hidupnya terasa sangat berat. "Apalagi saya punya bayi, butuh minum susu . Ditambah lagi setiap bulannya harus bayar kontrakan sebesar lima ratus ribu rupiah," paparnya.
Menurut pria asal Tegal , Jawa Tengah, tersebut untuk dapat tetaP bertahan hidup di tengah kondisi seperti saat ini, ia pun terpaksa mencari penghasilan dengan cara ngojek. "Palingan antar-antar tetangga saja , sehari 10 sampai 20 ribu mah dapat saja," ucapnya.
Selain dapat penghasilan dari mengojek , adanya bantuan sembako yang diterimanya dari para darmawan dirasa dapat membantu untuk kebutuhan rumah tangga. "Kayak hari ini saya dapat bantuan sembako dari Pak Sandi (Sandiaga S.Uno), sudah tentu ini sangat membantu," katanya.
Yadi pun berharap kondisi bangsa ini dapat segera pulih dan bangkit, sehingga ekonomi keluarganya pun dapat ikut kembali pulih. "Mudah mudahan kondisi seperti ini tidak berlangsung lama, karena stock kebutuhan keluarga hanya cukup 1 bulan," paparnya.(deny/ruh)