ADVERTISEMENT

Di Tengah Covid-19 Industri Otomotif Kapalkan 87.879 Unit Mobil dan 215.347 Motor

Rabu, 22 April 2020 09:40 WIB

Share
Di Tengah Covid-19 Industri Otomotif Kapalkan 87.879 Unit Mobil dan 215.347 Motor

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA –  Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, sejumlah industri manufaktur masih agresif mendobrak pasar ekspor, meskipun di tengah kondisi sulit karena dampak dari pandemi Covid-19.

Industri manufaktur tersebut diantaranya  di sektor agro, industri oleokimia mencatatkan nilai ekspor sebesar 658 juta dolar AS pada Januari-Februari 2020 juta atau naik 31% dibanding periode yang sama di tahun lalu. Selain itu, industri minyak goreng sawit dan oleofood, nilai ekspornya mampu tumbuh 2,5% pada periode Januari-Februari 2020.

Selanjutnya, industri otomotif di tanah air, pada periode Januari sampai per tanggal 15 April 2020, telah melakukan pengapalan kendaraan roda empat secara CBU sebanyak 87.879 unit. Sedangkan, untuk ekspor kendaraan roda dua, mencapai 215.347 unit.

Peningkatan ekspor produk otomotif juga sesuai dengan data PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC), yang menunjukkan jumlah bongkar muat kendaraan CBU mencapai 29.622 unit pada Maret 2020, meningkat 18,40% dibandingkan Maret 2019 sekitar 25.019 unit.

“Selain itu, industri otomotif kita melakukan ekspor komponen untuk kendaraan roda empat, hingga April 2020 telah menembus 11.099.550 pieces. Bahkan, perusahaan-perusahaan komponen pesawat, kereta api, dan alat berat, juga masih aktif melakukan ekspor,” tutur Menperin.

Menteri AGK optimistis, Indonesia akan menjadi salah satu dari negara yang diprediksi mengalami recovery lebih cepat dan mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif pascapandemi Covid-19. “Ini merupakan sebuah optimisme yang harus kita jaga,” tegasnya.

Hal itu berdasarkan laporan International Monetary Fund (IMF), yang menyatakan Indonesia merupakan satu dari tiga negara di dunia yang diprediksi pertumbuhan ekonominya tetap positif pada tahun 2020, meski diterjang pandemi Covid-19. Dua negara lainnya adalah China dan India. Karena itu, momentum tersebut bisa menjadi modal bagi sektor industri Tanah Air untuk bersama-sama bangkit.

“Kita masih punya modal yang kuat. Artinya, kemungkinan kita bisa rebound cukup besar. Apalagi kita lihat bahwa kompetensi bangsa kita juga cukup besar. Jadi sesungguhnya, apa yang akan terjadi dalam sektor manufaktur nanti setelah Covid-19 sangat tergantung dengan apa yang kita lakukan sekarang,” pungkasnya.(*/tri)

ADVERTISEMENT

Reporter: Tri Haryanti
Editor: Tri Haryanti
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT