HARI ini, harian Pos Kota genap berusia 50 tahun. Sejak kelahirannya, 15 April 1970 hingga kini, Pos Kota tidak pernah bergeser dari jati dirinya sebagai korannya rakyat kecil, korannya masyarakat menengah ke bawah. Korannya "wong cilik".
Koran ibu kota yang tak sebatas menyuarakan aspirasi masyarakat, mengupas problematik, tetapi sedapat mungkin ikut memberikan solusi untuk mengatasi masalah.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah kami perbuat belum seberapa, boleh jadi tidak cukup bermakna. Bahkan, tak berarti apa - apa.
Begitu pun apa yang kami berikan dalam melayani pembaca masih sangat jauh dari harapan. Masih banyak kekurangan akibat keterbatasan waktu, tenaga, pikiran dan kemampuan yang kami miliki. Lebih- lebih di tengah situasi yang semakin sulit bagi perjalanan media massa cetak dewasa ini.
Meski begitu, kami bertekad akan terus melayani pembaca. Terus berupaya memberikan yang terbaik kepada pembaca, sekecil apa pun upaya tetap kami lakukan, ketimbang sama sekali tidak berupaya.
Menyadari masih banyaknya kekurangan di sana-sini, belum mampu memenuhi harapan semua pembaca, kami pun terus berupaya melakukan perbaikan.
Pembenahan dan perubahan tiada henti dilakukan, tentu, dengan menyesuaikan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Hadirnya poskotanews.com sejak tahun 2009 yang kini berubah alamat menjadi https://poskota.id adalah bagian dari upaya Pos Kota untuk memenuhi harapan pembaca yang tidak tercover akibat kian terbatasnya peredaran koran kita.
Harapan, masukan dan kritikan pembaca sangat kami dambakan.Kami sadar, karena pembaca, kami ada. Karena pembaca pula kami bisa eksis hingga memasuki usia yang ke - 50 tahun.
Para pendiri Pos Kota, satu di antaranya H. Harmoko yang masih bersama kita hingga saat ini, selalu berpesan, pembaca bukan sebatas "raja" tetapi bagian keluarga besar Pos Kota.
Itulah sebabnya kami menggunakan istilah "melayani" pembaca.