ADVERTISEMENT

Ratusan Tenaga Medis dan 16 ODP Jalani Rapid Test

Jumat, 27 Maret 2020 13:42 WIB

Share
Ratusan Tenaga Medis dan 16 ODP Jalani Rapid Test

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

BOGOR – Ratusan tenaga medis dan 16 ODP (orang dalam pemantauan) di Kota Bogor menjalani Rapid Test Covid-19 Jumat (27/3/2020).

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor memulai melakukan rapid test massal Coronavirus atau Covid-19, setelah tiba 800 alat test dari pemerintah pusat.

Tes yang menggunakan metode mengambil sampel darah tersebut diawali kategori Orang Dengan Risiko (ODR) atau untuk petugas medis/non medis (gugus tugas) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Petugas medis sedang melakukan rapid test.(ist)

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengatakan, pelaksanaan rapid test hari ini dilakukan di GOR Pajajaran. Namun metodenya bukan seperti yang diusulkan oleh Gubernur Jawa Barat secara drive thru, tetapi dilaksanakan secara konvensional dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat.

"Hari ini dari siang sampai sore kita alokasikan 50 orang di GOR Pajajaran dan 100 orang di RSUD Kota Bogor. 100 orang ini ditujukan kriteria ODR dan sebagian besar petugas medis dan beberapa petugas non medis. Sedangkan 50 orang di GOR Pajajaran, termasuk 16 orang anggota HIPMI yang ODP setelah mengikuti acara di Karawang," kata Dedie melalui video conference dari rumah dinas Wali Kota Bogor di Jalan Pajajaran. 

Menurut Dedie, tercatat 567 ODP (Orang Dalam Pemantauan), dimana selesai 31 orang dan  536 orang masih dalam pantauan.  Lalu PDP (pasien dalam pengawasan) berjumlah 33 orang dimana selesai 6 orang dan 22 masih dalam pengawasan Rumah serta 5 orang meninggal dunia.

“Saat ini ada 5 orang yang meninggal dunia, tapi 5 orang tersebut merupakan PDP dan saat ini masih menunggu hasil Lab Swab dari Litbangkes Kementerian Kesehatan RI," kata Dedie.

Kemudian terkonfirmasi Positif Covid-19 berjumlah 7 orang. Dari jumlah ini, belum ada yang selesai penanganannya. 6 kini dalam pengawasan Rumah sakit serta 1 meninggal dunia.

Wakil Walikota menegaskan, dirinya tidak menginginkan ada data yang ditutup-tutupi. Iamenginginkan semuanya terbuka. “Saat ini diperlukan kecepatan penanganan, karena jumlah ODP terus bertambah secara drastis,”ujarnya. 

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Tri Haryanti
Editor: Tri Haryanti
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT