JAKARTA – Heboh bantuan alat pelindung diri (APD) medis yang didatangkan dari Tiongkok tetapi "made in Indonesia" terjawab sudah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengakui APD itu dibuat di Indonesia tetapi pemilik produk pihak asing.
"Dunia industri mengenal OffShoring seperti itu," ujar Agus Wibowo, Kapus Data, Informasi, & Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam ciutan twitter yang diperbolehkan dikutip wartawan, Jumat (27/3/2020).
"Pabrik APD memang banyak berada di Indonesia. Bahkan banyak produk terkenal seperti pakaian, sepatu, dan tas, yang pabriknya juga di Indonesia."
Sebelumnya Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo, menyalurkan bantuan APD medis didatangkan dari Tiongkok. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, & Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, masing-masing menerima 40 ribu APD & 10 ribu APD, yang belakangan diketahui adanya tulisan di kemasan kardus: Made In Indonesia.
Bantuan APD dikomandoi Kemenko Maritim & Investasi, Luhut B Panjaitan,itu terkait kelangkaan masker, bagian APD, di Indonesia, bersamaan mewabah pandemi virus corona (covid-19).
Disusul ditangkapnya penyelundupan masker APD medis oleh polisi kelautan Malaysia oleh WNI sebanyak 10ribu dikemas enam kardus senilai 4.800 ringgit setara Rp 16 juta (5/2/2020).
Selang sehari, Polsek Ujungpandang menyita 10 ribu masker dikemas 200 kardus dari dua mahasiswa di sebuah hotel (6/2/2020).
Badan Pusat Statistik mencatat ekspor masker berkode HS 63079040 sepanjang Januari-Februari 2020 melonjak tajam ke Tiongkok, Hongkong, & Singapura, mencapai 75,67 juta dolar AS dari tahun sebelumnya 14.966 dolar AS atau naik 504.534 persen.
Rinciannya, ekspor masker ke Tiongkok dari 496 ribu dolar AS tahun lalu menjadi 26,43 juta dolarAS, atau 5,3 juta persen. Ekspor ke Singapura dari 4.451 dolar AS melonjak 36,54 juta dolar AS, atau 827.645%. Ekspor ke Hongkong dari 10.049 dolar AS menjadi 12,39 juta dolar , atau naik 123.274 persen. (rinaldi/tri)