DEPOK - Penjual jamu gendong, Nuryanti (42) merasakan betul dampak mewabahnya Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Ia sempat kewalahan ketika melayani sejumlah pelanggannya.
Ditemui Poskota.id saat sedang berjualan di Polrestro Depok, Kamis (26/3/2020) pagi, Nuryanti, berhasil menjual habis jamu dagangannya dalam hitungan jam. Kelelahannya terbayarkan.
"Cukup kewalahan juga untuk melayani konsumen jika ingin beli jamu, jadi meningkat drastis permintaan untuk minum jamu sepanjang penyebaran virus Corona ini, tapi saya bersyukur jamu yang saya jual cepat habis," tuturnya.
Ditanya soal keuntungan, ibu satu anak ini kembali mengucap syukur. Meski modal yang dikeluarkannya harus bertambah lantaran harga bahan baku seperti rempah-rempah di pasaran kini melonjak.
"Naiknya (bahan baku) sampai lebih dua kali lipat, biasa temulawak hanya Rp15 ribu per kilo sekarang jadi Rp45 ribu per kilo. Belum bahan lain seperti jahe, kunyit, harganya meroket, Mas" tambahnya.
Menyiasati lonjakan bahan dasar pembuatan jamu, Ibu Nur--sapaan akrabnya--terpaksa menaikkan harga segelas jamu, yang biasa dihargai Rp3.000 kini jadi Rp4.000.
"Tapi, alhamdulilah, walaupun harganya dinaikin langganan saya tetap mau membeli. Bahkan ada yang mesan botolan untuk stok minum di rumah," tutupnya.
Terpisah, Bambang, anggota Polrestro Depok unit Inafis menuturkan, dirinya memang terbiasa meminum jamu. Minuman tradisional ini selalu ia andalkan untuk menjaga stamina.
"Saya tidak hanya pas saat isu virus corona ini saja suka minum jamu, sebelumnya bahkan waktu masih muda sangat suka minum jamu. Selain untuk menjaga stamina tubuh juga baik untuk kesehatan," ungkapnya. (angga/ys)