PANDEMI Covid-19 di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Jumlah korban terus berjatuhan, termasuk tenaga medis dan sejumlah dokter ahli paru. Sampai Senin (23/3/2020) tercatat total 579 kasus di seluruh Indonesia, 49 orang meninggal dunia. Jakarta masih menjadi wilayah terbesar dengan 353 kasus.
Perkembangan Covid-19 yang begitu membuat tenaga medis harus bekerja keras bertaruh nyawa menangani pasien dalam melawan virus corona. Sayangnya, para pahlawan kemanusiaan yang menjadi garda terdepan dalam memerangi Covid-19 tidak dilengkapi alat pelindung diri (APD) yang cukup, terutama di daerah.
Miris melihat paramedis terpaksa mengenakan APD seadanya menghadapi pasien Covid-19. Di beberapa daerah ada yang terpaksa mengenakan jaz hujan, atau tas kresek untuk membungkus kepala, pakai helm, baju operasi bekas pakai, serta cara ‘kreatif’ lainnya. Padahal risiko yang mereka hadapi sangat besar.
Baik dokter maupun perawat harus berhadapan langsung dengan pasien, yang artinya risiko tertular sangat besar. Mereka juga manusia, yang punya keterbatasan fisik dan harus dilindungi. Bekerja tanpa lelah dengan dedikasi tinggi demi profesi, membuat tim medis juga tumbang.
Data terbaru, sudah 42 orang tenaga medis di Jakarta tumbang terpapar virus corona, seorang di antaranya meninggal dunia. Sedangkan dokter ahli paru yang meninggal dunia baik di Jakarta maupun di daerah, tercatat sudah 6 dokter. Dokter lainnya, dr. Handoko Gunawan yang sudah berusia 80 tahun harus menjalani isolasi karena terpapar virus corona saat menangani pasien di RS Persahabatan Jakarta. Prof. DR. dr. Bambang Sutrisna, MHSc, Guru besar Epidemiologi FKM UI, juga meninggal dunia saat dirawat di RS Persahabatan, dan diduga kuat terpapar Covid-19.
Minimnya APD baik jas, masker N95, pelindung mata, sarung tangan dan lainnya, membuat nyawa paramedis terancam. Belum lagi tenaga mereka yang terkuras karena menjadi garda terdepan berperang melawan virus berbahaya tersebut. Kondisi ini menunjukkan negara memang tidak siap dalam melindungi tim medis ketika menghadapi pandemi global.
Meski sedikit terlambat, pemerintah telah menyalurkan 105 ribu APD yang akan didistribusikan ke rumah sakit di berbagai daerah, dan terbanyak di DKI Jakarta yakni 40 ribu unit. Menghadapi pandemi Covid-19, keselamatan tim medis jangan diabaikan. Mereka bahkan layak diberi gelar pahlawan dan harus diberi apresiasi karena menjadi garda terdepan memutus mata rantai penyakit mematikan, meski nyawa mereka juga terancam. **