JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, mengakui kebijakan bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) berdampak pada warga yang mengandalkan pada penghasilan harian karena bekerja di lapangan.
"Jadi ini punya konsekuensi (WFH) yang tidak sederhana karena sebagian dari masyarakat kita yang memiliki pekerjaan yang mengandalkan pada penghasilan harian akan terdampak," kata Anies saat jumpa Pers di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (20/3/2020).
Untuk itu, Anies berencana untuk menggelontorkan bantuan kepada 1,1 juta oeang di Jakarta secara bertahap. Namun demikian, Anies belum bisa menyampaikan secara rinci metode pendistribusian bantuan dan asal dana tersebut. Karena harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat.
"Kita sudah menghitung dan memiliki datanya, merujuk kepada para penerima bantuan-bantuan dari Pemprov DKI, subsidi, ada 1.1 juta orang di Jakarta yang itu semua nanti kita akan secara bertahap memberikan bantuan. Sekarang sedang dirumuskan besaran metode mengikuti perkembangan," papar Anies.
Ia minta seluruh warga tetap berada di rumah dan seluruh dunia usaha menerapkan sistem kerja dari rumah atau Work From Home.
Selain itu, Anies pastikan stok pangan di Jakarta masih aman untuk beberapa bulan ke depan. Namun, yang perlu diantisipasi adalah masalah harga agar tidak terjadi lonjakan.
"Pertama, kita memastikan stoknya tersedia itu langkah pertama karena dengan ada suplai yang cukup dan demand yang terukur karena kita tahu kebutuhan masyarakat di Jakarta, maka insya Allah stabilitas harga terjadi," ujar dia.
Untuk itu, Anies telah melakukan pertemuan dengan asosiasi pedagang ritel di Jakarta untuk menghindari lompatan atau gejolak harga maka salah satunya dengan membatasi jumlah pembelian kebutuhan pokok.
"Agar tidak terjadi pembelian yang berlebih yang bisa mengganggu stabilitas harga. Insya Allah ini kita akan jaga dan kita kerjasama juga dengan jajaran Polda untuk memastikan tidak terjadi belanja yang berlebih," tandas Anies. (yendhi/yp)
