ADVERTISEMENT

Kelola Blok Rokan Mulai 2021, Pertamina Bisa Ciptakan Efek Domino

Jumat, 20 Maret 2020 10:40 WIB

Share
Kelola Blok Rokan Mulai 2021, Pertamina Bisa Ciptakan Efek Domino

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA – Alih kelola Blok Rokan oleh Pertamina pada 2021, bisa membawa efek domino bagi masyarakat Riau. Selain manfaat ekonomi, berbagai sektor lain juga akan terimbas positif.

Seperti di sektor pendidikan, kesehatan, dan lingkungan. Demikian disampaikan Direktur Eksektutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa di Jakarta, Kamis (19/3/2020)

"Sebagai industri ekstraktif dengan kapital besar seperti migas, memang bisa menciptakan multiplier effect," kata Fabby. 

Contoh paling sederhana, lanjut dia, para pekerja Pertamina di Blok Rokan akan membelanjakan gajinya untuk barang dan jasa di lokasi sekitar atau di ibu kota. Selain itu, terdapat aktivitas bisnis dari mata rantai produksi migas yang melahirkan permintaan barang dan jasa yang lebih tinggi sehingga akan menumbuhkan industri lain seperti restoran, hotel/penginapan dan jasa-jasa lain.

Dari sisi ekonomi, tidak hanya masyarakat merasakan manfaat namun juga masyarakat Pemda setempat. Pemda mendapat dana bagi hasil dan dapat pajak-pajak daerah dan masyarakat menerima bantuan CSR serta kesempatan kerja.

“Sebagai BUMN, Pertamina bahkan bisa memberikan lebih kepada masyarakat lewat program-program tambahan,” lanjut Fabby.

Terkait CSR, Fabby yakin bahwa Pertamina sudah memiliki berbagai program unggulan yang akan memberikan manfaat bagi masyarakat.

"Termasuk bidang pendidikan anak, pembangunan infrastruktur dasar dan peningkatan sanitasi, pengelolaan lingkungan, serta pendampingan pada usaha kecil dan UMKM," tegasnya.

Di sisi lain, Fabby optimistis bahwa Pertamina mampu mengelola blok tersebut. Selain sudah berpengalaman, BUMN tersebut juga merupakan salah satu operator ladang minyak terbesar di Indonesia. Hanya saja, karena Rokan merupakan lapangan yang sudah mature dan melewati puncak produksi, Pertamina harus memastikan tingkat produksi optimal dan memperlambat laju penurunan (declining rate). 

“Itu tantangan Pertamina. Untuk itu pula diperlukan investasi dalam bentuk eksplorasi sumur dan penggunaan teknologi EOR,” katanya. (rizal/tri)

ADVERTISEMENT

Reporter: Tri Haryanti
Editor: Tri Haryanti
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT