Sama Pacar Perhitungan, Begitu Diputus Sadis Bukan Buatan

Rabu 18 Mar 2020, 07:20 WIB

AGAKNYA Mur, 35, memang lelaki pelit. Masak kepada pacar sendiri, utang Rp500.000, ditagih melulu. Yunita, 31, pun jengkel dan mengaku sudah punya pilihan cowok lain. 

Ternyata Mur jadi kalap, kekasih itu pun dihajar hingga tewas. Paling sadis, dalam kondisi tanpa nyawa Yunita masih disetubuhi juga.
 
Karena cinta menjadikan lelaki pemaaf dan  dermawan. Seperti apa kelakuan sosok yang dicintai, dimaklumi dan dimaafkan saja. 

Jika sang kekasih minta ini itu pasti dikabulkan sepanjang mampu. Jika pujaan pinjam uang pasti takkan ditagih. Bahkan ketika sidoi hendak mengembalikan, pasti dijawab, “nggak usahlah, buat jajan kamu saja.” Begitulah normalnya orang sedang dirundung asmara.
 
Tapi “dalil” ini menjadi aksioma ketika ketemu Mur, anak muda dari Pangkep, Sulawesi Selatan. Bagi dia sih kekasih ya kekasih, tapi utang ya utang, tak bisa dicampur-adukkan. Maka ketika doinya, Yunita, pinjam uang Rp500.000 ya dicatat dalam buku dan ditanyakan kapan mau mengembalikan.
 
Mur ketemu Yunita baru sekitar setahun lalu. Tapi rupanya mereka cocok sehingga dijalinlah percintaan di mana finishnya nanti pada pernikahan. Orang tua sepertinya juga sudah setuju, tinggal kapan mau naik ring kedua belah pihak siap jadi sponsornya.
 
Tapi Mur ini memang anak muda yang lain dari yang lain. Orang pacaran kalau apel ke rumah Yunita jarang bawa oleh-oleh. Jika mengajak makan juga dipilih di warung sederhana, bukan RM Sederhana masakan Padang lho ya. Masuk RM Padang Mur mana mau, pasti berat di ongkos. 

“Makanan enak atau tidak enak, kalau pagi juga sudah jadi kotoran,” begitu prinsipnya.
 
Beberapa waktu lalu karena kebutuhan mendesak, Yunita pinjam uang pada Mur Rp500.000. Maksudnya, semoga dikasih begitu saja, bukan utang. 

Ternyata tidak, Mur tanpa malu menanyakan kapan dipulangkan, sekaligus dicatat dalam buku. Sudah kadung, akhirnya Yunita menyebut sebuah tanggal. Tapi dalam hatinya dia kecewa berat, sama pacar saja sudah perhitungan, bagaimana nanti kalau jadi suami istri.
 
Entah menguji atau memang belum punya uang, sampai  jatuh tempo belum bisa bayar juga. Yunita janji lagi, dan lain waktu ditagih lagi, tapi jawab Yunita malah entar-entar macam ibu-ibu kredit panci pada lagunya Benyamin S, Tukang Kredit. 

“Yunita, kepala lu sewot, ditagih kok malah ngajak berantem,” begitu kata Mur.
 
Ya sewotlah, wong yang utang kekasih sendiri kok ditagih melulu, diberikan secara percuma juga pantas, karena pada tambatan hati. Karena kesal ditagih melulu, Yunita jadi emosi dan keluarlah perkataannnya yang tidak terkontrol. 

“Kalau begitu putus saja deh, kebetulan aku juga sudah punya pilihan yang lebih sreg,” kata Yunita tanpa tedeng aling-aling.
 
Kata-kata itu membuat Murdian jadi emosi. Melihat ada potongan kayu di dekatnya, langsung saja dihantamkan ke kepala Yunita sampai berdarah-darah dan langsung tewas di tempat. 

Mengetahui darah mengucur, rupanya Mur tidak iba juga. Bahkan menyempatkan diri untuk menyetubuhi, meski durasinya macam ayam.
 
Usai menyetubuhi mayat Yunita, Mur bersembunyi di rumahnya sejauh 15 Km dari rumah kekasihnya. Tanpa kehadiran lelaki ini saat pemakaman Yunita, menjadikan polisi curiga. Begitu ditangkap dia mengakui sebagai pelakunya. 

“Aku kecewa karena dia memilih cowok yang lain,” ujar Mur apa adanya.
 
Cowok lain elektabilitas tinggi, kamu ya bikin survey pesanan dong. (gunarso ts) 
 


News Update