JAKARTA - Pembatasan penjualan beras dan gula yang diinstruksikan pemerintah, dinilai pedagang malah akan menimbulkan masalah baru. Pasalnya, bila hal itu dilakukan, keuntungan yang didapat pedagang malah semakin sedikit dan pembeli pastinya komplain.
Dedi (52), pedagang sembako di Pasar Jatinegara, kurang setuju dengan ketentuan itu. Pasalnya, bila berjualan dibatasi, berapa keuntungan yang nantinya akan ia dapat setia harinya.
"Mau dapat untung dari mana kalau dibatasi. Pedagang itu kan berharap bisa jual banyak agar dapat untung banyak," katanya, Rabu (18/3/2020).
Ia mengaku belum melakukan pembatasan terhadap para pembeli. Pada Rabu (18/3/2020) ia masih melayani konsumen yang membeli beras sebanyak 20 liter.
"Masih sama seperti kemarin-kemarin, jualan ya nggak pakai batas. Ya mudah-mudahan peraturan itu sih nggak berlaku," ujarnya.
Pembatasan itu, kata Dedi, seharusnya hanya berlaku untuk supermarket saja dan bukan untuk pedagang di pasar tradisional. Apalagi kala itu sempat beredar kabar adanya aksi borong di supermarket dan membuat panik warga.
"Kalau di pasar seperti ini kan jarang yang beli dan nggak ada yang borong, makanya nggak usah pakai pembatasan," ungkapnya.
Bila pembatasan itu terjadi, sambung Dedi, stok beras miliknya yang siap dijual pastinya akan menumpuk. Dan semua itu biasanya laku terjual habis bila warga sudah gajian. "Kalau kita dibatasi juga, nantinya dagangan kita mau jadi apa. Ini saja lakunya lama, apalagi kalau di batasi, bisa-bisa nggak laku-laku ini beras," terangnya.
Lain lagi dengan Tri (48), pedagang lain, yang mengaku juga kurang setuju dengan pembatasan penjualan. Terlebih di hari ini ia masih menjual beras dengan normal yang tadi dijualnya sebanyak 25 kilogram.
"Ya kalau dibatasi otomatis omset menurun, ya penginnya seperti biasa aja, standart aja, jangan ada pembatasan namanya rejeki," sambungnya.
Meski begitu, Tri mengaku bila memang peraturan itu harus dijalankan ya terpaksa ia jalankan. Karena menurutnya peraturan yang dibuat pemerintah harus diikuti. "Cuma sampai sekarang sih alhamdulilah normal. Tadi masih ada yang beli beras 25 kilogram, ada yang 50 kilogram, dan stok alhamdulilah aman," terangnya. (ifand/yp)