Perlu Perhatian, Pabrik Lebih Rawan Kena Corona Dibanding Sekolah

Senin 16 Mar 2020, 07:35 WIB
Ristadi, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nasional atau KSPN. (ikbal)

Ristadi, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nasional atau KSPN. (ikbal)

JAKARTA - Pekerja yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN) meminta pemerintah memperhatikan kesehatan pekerja khusunya yang berada di perusahaan yang didalamnya terdapat banyak tenaga kerja asing (TKA). Hal itu terkait dengan penyebaran virus Corona atau Covid19 yang semakin luas.

Presiden KSPN, Ristadi, menilai pabrik-pabrik yang mempekerjakan TKA justru lebih berpotensi terjadi penularan virus.

"Ketahuilah bahwa pabrik-pabrik atau perusahaan-perusahaan yang terdapat banyak TKA dan berniaga eksport-import adalah potensi simpul penyebaran virus corona yang lebih berbahaya daripada sekolah. Sebab di dalam pabrik-pabrik terdapat kumpulan puluhan juta orang yg bisa menjadi media penyebaran virus corona lebih luas ke tengah masyarakat," ujarnya kepada wartawan, Minggu (15/3/2020).

Melihat ancaman tersebut KSPN meminta pemerintah pemerintah menerjunkan petugas kesehatan ke pabrik-pabrik tersebut untuk memastikan kesehatan pekerjanya.

"Oleh karena itu mohon perintahkan petugas-petugas terkait untuk memeriksa pabrik-pabrik atau perusahaan-perusahaan yang banyak terdapat TKA dan berniaga eksport-import untuk memastikan kondisi kesehatan pekerja/buruhnya sebagai langkah preventif penyebaran virus corona," jelasnya.

Lebih lanjut Ristadi mengaku pemerintah tidak akan membuat kebijakan menghentikan kegiatan produksi di pabrik seperti halnya beberapa daerah yang sudah meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah selama dua pekan. Menurutnya kebijakan menghentikan produksi akan berdampak kepada perekonomian Indonesia.

"Kami paham pemerintah saat ini pasti tidak mungkin meliburkan aktifitas perusahaan-perusahaan/pabrik-pabrik selama 14 hari seperti meliburkan sekolah. Sebab pasti akan terjadi kerugian sangat besar dan goncangan ekonomi yang bisa akibatkan resesi ekonomi dan begara bisa ambruk karena tidak ada pendapatan," tandas Ristadi. (ikbal/yp)

News Update