Perlu Duta Penangkal Corona

Senin 16 Mar 2020, 07:50 WIB

PANIK. Kata itu yang pas untuk menggambarkan kondisi dunia saat ini. Akibat rongrongan virus Corona (Covid-19), sebagian besar negara di belahan dunia, termasuk  Indonesia kalang kabut menangkalnya.

 Berdasarkan data, 149 negara sudah terpapar virus Corona. Virus maut ini telah menewaskan tak kurang dari 5.426 orang. Di Indonesia, Covid-19 juga sudah menyebar luas tak terkecuali Jakarta.

 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta Indonesia menetapkan status darurat nasional, karena meningkatnya infeksi virus Corona. Alasannya korban yang terpapar Covid-19 dari hari ke hari terus bertambah.

 Mewabahnya virus Corona,  Gubernur Anies Baswedan bergerak cepat. Selain menutup 17 obyek wisata dibawah kendali Pemprov DKI Jakarta, ia juga meliburkan sekolah hingga 14 hari ke depan, termasuk menunda Ujian Nasional (UN) siswa SMA dan SMK yang seharusnya digelar hari ini, Senin (16/3/2020).

 Maklum dari 44 kecamatan yang ada di Jakarta, sebanyak 18 kecamatan positif terpapar virus Corona. Anies pun mengimbau warga tidak bepergian ke tempat keramaian dan menerapkan pola hidup sehat.

 Keputusan Anies patut diapresiasi. Namun agar bisa lebih efektif, langkah  itu sebaiknya dibarengi dengan menggerakkan duta atau petugas penangkal virus Corona ke permukiman warga.

 Duta penangkal virus Corona bisa diambil dari pegawai puskesmas atau relawan yang paham kesehatan dibantu aparat kelurahan, kecamatan, dan walikota/kabupaten. Diampingi  pengurus RT/RW, mereka keliling atau  door to door sosialisasi secara masif seputar Covid-19.

 Berikan pemahaman kepada warga mengenali  virus Corona, bahayanya virus itu  dan cara mencegahnya.  Langkah ini diharapkan bisa menekan sebaran Covid-19 dan mengurangi rasa panik warga.

 Mengumumkan banyaknya lokasi terpapar virus Corona dan menutup obyek wisata memang membuat Jakarta seperti kota mati lantaran aktivitas masyarakat bagai terhenti.

 Di mana-mana terlihat sepi. Jalanan lengang, pengunjung pusat perbelanjaan atau tempat hiburan juga  bisa dihitung dengan jari.  Warga lebih memilih mengurung di rumah. Artinya bila dihitung secara ekonomi mungkin menyakitkan.

 Namun bila menghitungnya dari  aspek  kesehatan,  langkah cepat Anies itu poistif.  Bagaimana pun  keselamatan jiwa warga perlu dikedepankan mengingat  rongrongan virus Corona sudah semakin nyata.

 Kini publik menunggu langkah jitu selanjutnya, termasuk menggerakkan duta penangkal virus Corona. Ingat,  Badan Inteljen Negara (BIN) sudah menyatakan puncak penyebaran Covid-19 bakal terjadi pada Ramadhan. @*

News Update