JAKARTA - Tiga (3) komplotan mafia perbankkan digulung Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Seorang di antaranya terpaksa ditembak menyerang petugas pakai senjata api (senpi).
Dari kediaman Yopi Altobeli, 24 di kawasan Tulung Selapan, Sumatera Selatan, disita 2 pucuk senpi (senjata api), berikut 3 peluru.
Sementara 11 tersangka komplotan ini menyerah saat diringkus terpisah di wilayah yang sama, pada awal Maret 2020. Mereka memanfaatkan sistem BCA yang sedang maintenance atau upgrade, dengan cara melakukan transaksi top up ke virtual account menggunakan M-Banking. Total kerugian Bank BCA mencapai Rp 22 Miliar.
Setiap beraksi kelompok Yopi cs ini dikendalikan sang Ayah, Helmi alias Dangko, 57 yang merupakan tokoh masyarakat di Kecamatan Tulung Selapan. Sehingga dalam menjalankan aksinya mereka sulit tersentuh petugas karena dilindungi. Dua senpi yang digunakan Yopi merupakan senpi jenis revolver rakitan.
Selain mengamankan Yopi dan Ayahnya, polisi juga menciduk rekannya, Altarik Suhendra (26), Remondo (25), Eldin (23), Sultoni (22), dan Deah Anggraini (22). Tersangka Deah yang pernah bekerja di geray Indosat pada 2015 semakin memudahkan komplotan ini beraksi membobol rekening para korban yang sebagian besar di Jakarta.
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengatakan, komplotan ini bekerja dengan cara melakukan transaksi di toko belanja online menggunakan kartu kredit korbannya. Mereka mendapat kode Once Time Password (OTP) dengan cara menghubungi pemilik kartu kredit.
Para tersangka akan berpura-pura sebagai petugas bank. Kemudian menanyakan apakah korban melakukan belanja online. “Ketika korban menjawab tidak, pelaku membatalkan transaksi dan menanyakan kode OTP,” ucap Nana, didampingi Dirreskrimum Kombes Suyudi Ario Seto, Jumat (6/3/2020)
Kode OTP itu kemudian digunakan oleh sindikat ini sebagai kode konfirmasi belanjaan mereka. Akibatnya, kartu kredit BCA korban pun akan terkuras hingga limit transaksi maksimal. "Modusnya mereka menggunakan virtual account serta membobol kartu kredit nasabah BCA. Total kerugian pihak perbankkan mencapai Rp 22 Miliar," tukasnya.
Dikatakan, kelompok kedua diamankan tiga tersangka, yakni Frandika (29), Geri (23), dan Helyem, 33. "Para pelaku ini memanfaatkan sistem BCA yang sedang maintenance atau upgrade, dengan cara melakukan transaksi top up ke virtual account menggunakan M-Banking," kata Nana.
Dimana katanya saldo tersangka tidak berkurang. "Sehingga tersangka melakukan top up berkali-kali dengan virtual account yang disiapkan pelaku," ucap Nana.
Sementara kelompok ketiga diamankan satu dari dua orang, yaitu Pegik, 28 yang merupakan hasil pengembangan pembobolan rekening wartawan senior Ilham Bintang. Saru rekannya masih buron. Sebelumnya 8 tersangka kelompok Desar ini telah berhasil dibekuk.
Tersangka, Pegik, dalam aksinya berperan membantu tersangka Desar mendapatkan data korban Ilham Bintang. Sehingga bisa membuat SIM Card baru dengan data Ilham Bintang. "Uang hasil kejahatan 3 kelompok ini digunakan para tersangka berfoya-foya. Diantaranya membeli kendaraan mobil dan sepeda motor," pungkasnya.
Dari 3 kelompok ini selain menyita 2 senpi juga disita, puluhan buku tanbuan dan ATM berbagai macam bank, handphone, KTP hingga Laptop. "Dampak yang dialami akibat adanya kelompok mafia perbankkan dari daerah Tulung Selapan yaitu warga Tulung Salapan mengalami kesulitan untuk membuka rekening di bank selain bank sulsel," katanya. (ilham/win)