Boleh jadi stok di rumah lebih dari cukup, tetapi karena kepuasaan tiada akhir telah menghantui, dengan kemampuan hartanya, uangnya, kekuasaannya, ikut berburu juga menyingkirkan mereka yang benar - benar sedang membutuhkan.
Dalam situasi dimana semua orang membutuhkan sebagai bentuk kewaspadaan mencegah virus, hendaknya di antara kita saling peduli, bukan saling menguasai.
Berilah kesempatan orang lain ikut memiliki dan menikmati. Jangan ambil semua hak orang lain, meski secara materi bisa menguasai hak orang lain tersebut.
Filosofi Jawa mengajarkan agar kita senantiasa membangun kepedulian demi ketentraman.
"Memayu hayuning bawana, ambrasta dur hangkara”. Hendaknya manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak.
Pesan moral yang hendak disampaikan adalah ketenangan, ketentraman menjadi kewajiban kita mewujudkannya, kemudian menjaga dan merawatnya.
Sikap tamak dan serakah akan menjauhkan terwujudnya ketenangan dan ketentraman, suasana yang sekarang sangat dibutuhkan negeri kita.
Kikis perilaku serakah dengan senantiasa bersikap "nerimo ing pandum” - ikhlas menerima apa yang ada, bersyukur atas hasil usaha yang telah dikerjakan.
Mari kita mulai dari kita sendiri.(*)