BEKASI – Bagi Suyati (60), pedagang jamu gendong keliling, merebaknya anjuran mengkonsumsi jahe, kunyit dan temulawak sebagai penangkal virus corona membuat dirinya harus berburu tanaman yang biasa disebut empon-empon ini lebih banyak.
Ini karena sejak beberapa terakhir sejumlah rempah-rempah seperti temulawak, jahe, kunyit, sereh, kayu manis yang dipercaya dapat meningkatkan sistem imun atau daya tahan tubuh agar terhindar dari penularan virus corona atau COVID-19, harganya sempat naik.
Selain itu, rempah-rempah bahan jamu yang sudah kering dan siap olah, sempat hilang karena diserbu orang, “Banyak yang borong dan buat sendiri,” ujar Suyati, sambil mengatakan cara membuat jamu itu mudah dan tidak sesulit yang dibayangkan.
Selain barangnya berkurang, kalau pun ada harganya pun mahal, “Waktu awal ramai-ramainya jahe dan kunyit dapat mencegak virus corona, harganya melonjak. Tapi sekarang sudah stabil lagi,” katanya.
“Meski bahan jamu mahal, saya nggak naikin harga jamunya kok,” ujar Suyati, yang akrab disapa Mbah Eko ini. Dia harus berburu ke Pasar Induk Cibitung dan kalau tidak ada, dia pun telepon keluarganya di Kecamatan Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah untuk segera dikirimkan bahan-bahan itu.
“Alhamdulillah, sekarang orderan jamu botolan banyak,” ujar Suyati, sambil mengatakan dia membuat jamu kini dibantu beberapa kerabatnya. Beberapa bahan yang sudah dicairkan dimasukan ke dalam botol dan siap dikirim ke pemesan.
Meski harga rempah-rempah sempat melonjak, Suyati mengaku tidak menaikan harga jamunya, “Biar nggak naik harganya, asal dagangannya habisnya banyak, saya sudah bersyukur,” kata wanita yang kerap melayani pelanggan dengan bahasa Jawa ini.
Setiap hari dia hanya menjajakan jamu gendongnya di Perumahan Mangunjaya Indah I, pagi sekitar pukul 07:00 s.d 10:00 dan sore hari pukul 15:00 sampai pukul 18:00.
Selain membawa jamu buatan sendiri, wanita yang sudah enam tahun lebih berdagang jamu gendong keliling ini, juga membawa jamu kemasan pabrik dan biasa disukai anak-anak.
Suyati mengatakan sebelum ada anjuran meminum rempah-rempah, harga di pasar murah dan malah yang sudah siap digiling tersedia banyak. Menurutnya kenaikan harga memang ada, tetapi hanya terjadi pada tiga jenis rempah saja, yakni temulawak, kunyit dan jahe.
Saat ini harga temulawak di pasaran berkisar Rp 25 ribu perkilogram. Sedangkan kunyit berkisar Rp 12 ribu. Sementara jahe berkisar Rp 45 ribu perkilogram. "Nggak banyak naiknya kok, paling cuma Rp 2 ribu sampai Rp 5 ribu aja," katanya.
Suyati pun berharap, dengan mengkonsumsi obat tradisional, selain menaikan penghasilan pedagang jamu, juga membuat petani rempah rempah bisa tersenyum. (saban/tri)