GAPMMI: Makanan dan Minuman Asal Cina Aman dari Virus Corona

Sabtu 29 Feb 2020, 17:12 WIB
Ketua Umum Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman (ist)

Ketua Umum Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman (ist)

JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman, mengatakan produk makanan dan minuman asal Cina aman dari virus Corona dan aman dikonsumsi.

Adhi mengatakan produk makanan dan minuman tidak dapat menjadi media penyebaran virus Corona. Dia menyebut virus Corona tidak dapat hidup dalam kondisi temperatur panas dan dingin.

"Saya kira aman  karena virus ini kan bukan food diseases bukan air diseases. Jadi virus itu sebenarnya mati dalam proses panas dan dingin. Virus ini tidak tahan panas dan kebetulan juga  yang saya dapat informasi Corona ini tidak tahan kelembapan juga. Di Indonesia panas dan lembab. Harusnya tidak ada Penularan itu. Dan kemungkinannya kecil sekali," ujarnya dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/2/2020).

Dia meminta agar masyarakat tidak terlalu dengan kemungkinan penyebaran virus dengan media produk makanan dan minuman yang diimport dari Cina.

"Kalau kita lewat kapal pun itu di kontener itu (suhu) sekitar 45 derajat. Jadi virus saya rasa tidak bisa hidup di sana. Saya rasa kalau produk  aman, tidak usah khawatir," tandasnya.

Lebih lanjut Adhi menambahkan dampak yang dirasakan oleh bisnis makanan dan minuman adalah terganggunya proses logistik dari Cina. Pasalnya merebaknya virus di negeri Tirai Bambu itu berdampak pada penutupan sejumlah fasilitas transportasi termasuk pelabuhan-pelabuhan sehingga jalur distribusi terganggu. 

Meski jalur logistik terganggu Adhi memastikan ketersediaan produk makanan dan minuman impor masih terkendali. Dia lebih khawatir dengan dampak ekonomi lainnya seperti nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Menurutnya pemerintah harus mengantisipasi hal tersebut.  

"Yang terganggu itu di logistik dan shipping. Kalau pangan olahan tak perlu khawatir. Kalau pangan aman. Tapi perlu waspada  yang kita antisipasi gejolak tukar rupiah," pungkasnya. (ikbal/win)

Berita Terkait
News Update