Sentilan Erick Thohir Dinilai untuk Dongkrak Performa Telkom

Rabu 26 Feb 2020, 12:57 WIB
Menteri BUMN, Erick Thohir. (ist)

Menteri BUMN, Erick Thohir. (ist)

JAKARTA  -  Pengamat telekomunikasi, Heru Sutadi, menilai ada perbaikan perhatian dari Menteri BUMN Erick Thohir kepada PT.Telkom.

Pasalnya, dalam beberapa pernyataannya Erick menyinggung strategi bisnis perusahaan telekomunikasi terbesar milik Indonesia tersebut.

"Dari nuansa dan narasinya perbaikan, tapi perlu dilihat bagaimana faktanya. Kita sih semua berharap Telkom sebagai Indonesia flag carrier tetap maju dan eksis. Bahkan bisa menjadi holding untuk perusahaan telekomunikasi dan multimedia," ujar Heru di Jakarta, Rabu (26/2/2020).

Harapan Erick Thohir, agar Telkom bergerak ke arah bisnis digital sebenarnya sudah dan sedang digalakkan PT. Telkom. Namun, kata Heru, harus didukung juga oleh orang-orang yang mengerti cloud computing, big data, dan teknologi mutakhir lain pada jajaran direksi dan komisaris Telkom.

"Ya kita lihat saja nanti ke depan kan akan RUPS. Akankah cara pandang pemerintah sama dengan sebelumnya atau berbeda. Dari nuansa dan narasinya perbaikan," kata dia.

Heru pun optimistis, dengan kepedulian dari Kementerian BUMN, Telkom akan mampu menjawab sentilan yang pernah dilontarkan Erick Thohir tentang pendapatan induk perusahaan yang kalah dibanding anak perusahaan mereka, yakni Telkomsel.

"Kalau petinggi Telkom dan BUMN punya strategi jitu, dalam dua tahun pendapatan Telkom bisa menyamai Telkomsel sebenarnya," ujarnya.

Sebelumnya, Erick Thohir sempat  mengatakan 'mendingan nggak ada Telkom'. Pernyataan itu, dianggap sebagai sentilan bagi manajemen Telkom agar melakukan perbaikan dengan fokus dan menggarap jasa berbasis teknologi dan informasi digital.

Seperti diketahui, lebih dari separuh nafas Telkom Group masih tergantung pada Telkomsel. Kalkulasinya, Telkomsel dengan 5.500 karyawan mengkontribusi pendapatan 70 persen. Sisanya, 30 persen diperoleh dari Telkom bersama 20-an anak perusahaannya, dengan 22.000 karyawan.

Erick berpesan Telkom harus secepatnya bertransformasi dari core bisnis eksistingnya, yaitu infrastruktur dan konektivitas dan beralih ke bisnis data center, big data, cloud computing, AI, IoT, robotics, cyber security, dan sejenisnya.

"Sebenarnya Telkom sudah memberikan layanan ke sana. Misal membangun data center, bahkan bukan cuma di Indonesia tapi juga di Singapura. Sudah memanfaatkan big data, ya meski memang monetisasi tidak mudah. Cloud computing juga persaingan tajam karena juga banyak yang memberikan layanan dan bisa lebih murah," tandas Heru. (yendhi/mb)

 

 

 

 

News Update