Tersedianya Bahan Baku Domestik, Kinerja Industri TPT Siap Naik

Minggu 23 Feb 2020, 13:28 WIB
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kedua kanan), Gubernur Riau Syamsuar (kiri), Chairman Royal Golden Eagle (RGE) Sukanto Tanoto (kedua kiri) dan Direktur RGE Anderson Tanoto (kanan) menekan tombol peresmian pabrik Asia Pacific Rayon (APR) di Kabupaten Pelalawan, Riau,.(ist)

Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kedua kanan), Gubernur Riau Syamsuar (kiri), Chairman Royal Golden Eagle (RGE) Sukanto Tanoto (kedua kiri) dan Direktur RGE Anderson Tanoto (kanan) menekan tombol peresmian pabrik Asia Pacific Rayon (APR) di Kabupaten Pelalawan, Riau,.(ist)

JAKARTA - Industri tekstil dan produk tesktil (TPT) diyakini akan semakin tumbuh berkembang dengan ketersediaan bahan baku dari dalam negeri.

Terdongkraknya kapasitas nasional di sektor padat karya tersebut, diharapkan bakal mampu mensubstitusi produk impor dan mengisi pasar ekspor.

“Optimalisasi pemakaian bahan baku yang berasal dari dalam negeri menjadi sangat penting dalam mendongkrak kinerja sektor industri TPT di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita ketika menghadiri peresmian fasilitas produksi viscose rayon PT Asia Pacific Rayon (APR) di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, Jumat (21/2/2020).

Pada kesempatan itu, fasilitas baru yang menelan nilai investasi sebesar Rp15triliun (Rp1,1 miliar dolar AS), diresmikan langsung   oleh  Presiden Joko Widodo.

Menperin yang turut mendampingi Presiden Jokowi, memberikan apresiasi kepada APR atas realisasi penanaman modalnya membangun pabrik tersebut.

“Ini merupakan suatu langkah yang luar biasa, karena pabrik merupakan satu-satunya yang terintegrasi, dari mulai pembibitan pohon yang kayunya menjadi bahan baku rayon, sampai proses produksinya itu sendiri. Ini menurut pandangan saya, harus diangkat pada dunia, bahwa Indonesia memiliki kemampuan seperti ini,” papar Agus.

 

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kedua kiri) mendengarkan penjelasan dari Direktur RGE Anderson Tanoto (kiri) mengenai teknologi produksi canggih pada pabrik Asia Pacific Rayon (APR) di Kabupaten Pelalawan, Riau, Jumat (21/2/2020).

Fasilitas baru APR tersebut saat ini memiliki kapasitas produksi viscose rayon sebesar 240.000 ton per tahun, dan akan diupayakan meningkat menjadi 600.000 ton dalam beberapa tahun ke depan. Suplai bahan baku perusahaan ini telah melalui sertifikasi nasional (Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu) dan internasional (Programme for the Endorsement of Forest Certification).

Viscose rayon merupakan serat benang yang berasal dari olahan kayu dan dapat terurai secara alami. Serat rayon produksi APR tergolong material yang berkelanjutan karena berasal dari bahan baku yang terbarukan. Komoditas ini diharapkan bisa mengurangi ketergantungan impor terhadap bahan baku tekstil seperti kapas yang kebutuhannya masih belum dapat dipenuhi dari dalam negeri.

Dengan dukungan tenaga kerja sebanyak 1.500 orang, pabrik APR tersebut diproyeksi mampu menghasilkan devisa hingga 131 juta dolar AS dan substitusi impor mencapai 149 juta dolar AS. “Jadi, intinya, pabrik ini merupakan lompatan yang besar dan baik untuk ekspor maupun substitusi impor,” ujarnya.

Selain peresmian operasional fasilitas baru APR, Presiden Jokowi melakukan pelepasan kontainer berisi serat rayon untuk diekspor ke Turki sebanyak 10.190 ton serta pengiriman ke Jawa Tengah sebesar 12.000 ton. Negara tujuan ekspor selanjutnya, antara lain ke Pakistan, Bangladesh, Vietnam, hingga negara-negara Eropa.

Kementerian Perindustrian mencatat, melalui investasi APR dan PT Rayon Utama Makmur, kapasitas industri rayon nasional saat ini menjadi 857 ribu ton per tahun, naik dibanding tahun 2018 sebesar 536 ribu ton per tahun. Bahkan, dari investasi kedua perusahaan tersebut, berpotensi mendongkrak ekspor hingga 131 juta dolar AS per tahun.(tri)

Berita Terkait
News Update