BOGOR - Kabupaten Bogor yang terkenal dengan objek wisata dan panorama alam di kawasan Puncak, banyak mengundang para wisatawan asing khususnya wisatawan timur tengah. Wisatawan asal negeri minyak ini bukan sekedar untuk berkunjung menikmati panorama alam dan objek wisata dengan udara yang sejuk ini, tapi juga ingin menikmati nikmat duniawi dengan melakukan kawin kontrak dengan wanita lokal.
Munculnya polemik permasalahan seputar fenomena kawin kontrak, membuka mata pencarian baru. Banyak yang terlibat di dalamnya mulai dari penyewaan tempat tinggal, munculnya penghulu palsu, hingga terbentuknya raja kecil di wilayah.
Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin kemudian berkoordinasi dengan Polres Bogor. Para pelaku kawin kontrak satu demi satu ditangkap.
“Saya mengapresiasi Kapolres Bogor bersama anggota atas aksi cepat tanggap dalam mengungkap kasus prostitusi berkedok kawin kontrak di kawasan Puncak Bogor pada tanggal (18/02/2020) lalu. Ini prestasi yang perlu saya ungkap,” kata Ade Yasin Selasa (18/2/2020).
Bentuk apresiasi dilakukan bupati dengan memberi penghargaan kepada Kapolres Bogor, AKBP Muhammad Joni, Kasat Reskrim, AKP Benny Cahyadi, serta Ipda Silfia Adi Putri. Apresiasi dari Bupati Bogor berupa piagam penghargaan atas apresiasi dan kinerja yang GERCEP (Gerak Cepet).
"Saya sangat senang sekali dengan Pak Kapolres, beserta Pak Kasat Serse dan anggotanya yang sudah Gercep (gerak cepet) seperti jargon kami di Pemda, dalam mengungkap kasus kawin kontrak di Puncak,” ujar Bupati Bogor. (yopi/yp)