JagaWastra Jaga Kelestarian Kain Nusantara Lewat 'Celebration of Life'

Kamis 13 Feb 2020, 12:55 WIB
Neneng Rahardja, pendiri JagaWastra. (ist)

Neneng Rahardja, pendiri JagaWastra. (ist)

JAKARTA - Untuk menjaga kelestarian wastra (kain) Indonesia yang merupakan warisan budaya nasional, JagaWastra didukung RS MMC, Bimasena, Delika, dan HerWorld akan menggelar acara bertema ‘Celebration of Life’, Sabtu (15/2/2020) di Bimasena, Jalan Dharmawangsa Raya, Jakarta Selatan.

"Acara ini diselenggarakan untuk merayakan kehidupan panjang dengan menjaga kesehatan serta mensyukuri pencapaian kita," ujar  pendiri JagaWastra Neneng Rahardja.

Neneng juga mengatakan, selain menjaga kesehatan, tentunya juga menjaga ingatan terhadap akar budaya dan peradaban Nusantara yang berupa wastra (kain).

Di acara nanti, Neneng yang juga dikenal sebagai penata gaya wastra akan memberikan tutorial memadupadankan gaya wastra dari motif ‘Symbol of Life’, yang dilanjutkan dengan peragaan busaha oleh para sahabat Perempuan Hebat pecinta wastra.

Beberapa pakar dan praktisi di bidangnya dihadirkan, di antaranya dr Affarsyah Abidin Sp.P dari RS MMC Jakarta, peneliti dan curator batik William Kwan, dan Neneng Rahardja.

Dijelaskan, Celebration of Life merupakan salah satu cara dari JagaWastra mencintai dan menjaga kelestarian wastra yang merupakan warisan budaya nasional.

Setiap lembar wastra mempunyai nilai bermakna dan filosofis yang agung dan luhur.

Neneng pun menceritakan bagaimana mulanya dia mencintai kain tenun Nusantara. Dulu, dia menganggap batik atau kain tenun Nusantara lainnya tidak menarik.

Berawal sekitar dua tahun lalu rekan seprofesinya (pianis) yang juga bekerja sebagai dokter di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat meminta untuk mengolah kain tenun karena tidak mendapat perhatian dan dianggap tidak memiliki nilai ekonomi.

"Setiba di rumah, kain tersebut saya geletakkan saja. Tapi seolah ada magnet yang menarik saya untuk mengutak-atiknya sehingga dapat dikenakan secara utuh dan hasilnya dapat dikenakan untuk kegiatan sehari-hari,” tuturnya.

Ia menambahkan,  kreasinya kerap dijadikan rujukan bahkan menginspirasi perempuan Indonesia dalam berbusana yang memadupadankan kain tenun tradisional.

Ia kemudian membentuk JagaWastra, yaitu sebagai wadah untuk merangkul, melestarikan dan mewartakan warisan Nusantara yang belum terperhatikan dan diadopsi menjadi gaya hidup yang pada akhirnya memiliki nilai ekonomi.(tiyo/mb)

 

 

 

News Update