Oknum Tentara Tembaki Pusat Perbelanjaan, 20 Orang Tewas

Minggu 09 Feb 2020, 12:19 WIB
Oknum tentara Jakraphanth thomma yang menembaki pengunjung pusat perbelanjaan.(facebook)

Oknum tentara Jakraphanth thomma yang menembaki pengunjung pusat perbelanjaan.(facebook)

THAILAND – 20 orang tewas dalam peristiwa penembakan yang dilakukan oknum tentara di Pusat perbelanjaan Terminal 21 di Nakhon Ratchasima, Sabtu (8/2/2020) sore.

Peristiwa itu terjadi pada Sabtu sekitar pukul 15.30, waku setempat. Sebelumnya  di kamp militer Suatham Phithak, pelaku yang diketahui bernama Jakraphanth thomma  juga menembak komandannya bernama Kolonel Anantharot Krasae.

Bangkok Post mengatakan seorang perempuan berusia 63 tahun, ibu mertua dari komandan tersebut, dan seorang tentara lain juga terbunuh di sana.

Tersangka kemudian mengambil senjata dan amunisi dari kamp sebelum mengambil kendaraan jenis Humvee.

Dia kemudian menembaki sejumlah lokasi sebelum tiba di Terminal 21 sekitar pukul 18.00 waktu setempat.

Rekaman media lokal tampak menunjukkan tersangka keluar dari kendaraannya dan melepaskan tembakan ketika orang-orang melarikan diri.

Rekaman CCTV menunjukkan dia di dalam pusat perbelanjaan dengan senapan di tangannya.

Rekaman lain menunjukkan kebakaran di luar gedung, dengan beberapa laporan mengatakan itu disebabkan oleh tabung gas yang meledak ketika tertembak peluru. Salah satu unggahan media sosial tersangka menampilkan gambar dirinya dengan api di latar belakang.

Perdana Menteri Chan-ocha mengikuti perkembangan dan menyatakan belasungkawa kepada keluarga mereka yang terbunuh, kata seorang juru bicara.

Menteri kesehatan masyarakat telah mengajukan permohonan agar orang-orang menyumbangkan darah di rumah sakit di daerah tersebut.

Selama penembakan di pusat perbelanjaan berlangsung, tersangka selalu mengunggah status di media sosialnya. Salah satunya di akun Facebook, menanyakan apakah dia harus menyerah.

Dia sebelumnya telah mengunggah foto senjata dengan tiga set peluru, dengan tulisan "ini saatnya untuk bersemangat" dan "tidak ada yang bisa menghindari kematian".

Facebook telah menghapus unggahan tersebut.

Facebook menyebut: "Hati kami ditujukan kepada para korban, keluarga mereka dan komunitas yang terkena dampak tragedi ini di Thailand. Tidak ada tempat di Facebook untuk orang-orang yang melakukan kekejaman semacam ini, kami juga tidak mengizinkan orang memuji atau mendukung serangan ini."(tri)

News Update