ADVERTISEMENT

Tukang Ketupat Sayur Ini Pernah Ingin Jual Bayinya

Jumat, 7 Februari 2020 09:20 WIB

Share
Tukang Ketupat Sayur Ini Pernah Ingin Jual Bayinya

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

PERJUANGAN  hidup bapak empat orang anak ini berliku.  Namun semangat dan kecintaannya pada keluarga,  membuatnya selalu optimistis di setiap perjuangan beratnya. Bagi David Jansen, lika-liku hidupnya yang berat,  memberinya sebuah pelajaran,  akan artinya sebuah tanggung jawab.
 
David  pernah mengalami masa jaya saat usaha kuliner ketupak sayur yang laris manis.  Punya banyak uang, ia malah kesenangan sendiri hingga akhirnya usahanya bangkrut. Penglihatannya pun terganggu.

Dalam kondisi tak berdaya, dua anaknya  pun putus sekolah. Bahkan rumah yang dikontraknya, tak mampu lagi dia bayar. Dia dan keluarganya diusir.
 
Dalam keputusasaan,  David bertahan. Perlahan tapi pansti ia mulai mendapat jalan. 

Berkat bantuan sesama,  kedua anaknya kembali sekolah.  Anak-anaknya itu kini berada di sebuah yayasan panti suhan di Bogor. 

“Saya bersyukur. Dua anak saya bisa sekolah lagi.  Mereka kini tinggal di yayasan. Semua kebutuhan mereka ditanggung yayasan. Mereka berangkat da pulang sekolah diantarjemput,” kata David.
 
Jual Anak 

Saat dalam keputusasaan,  terbesit niat menjual bayinya yang masih 15 bulan.  Niatnya itu nyaris teralisasi setelah  seseorang berani membayar bayinya  Rp1,8 juta. Namun sebelum  melepas anak bungsunya itu,  David mengurungkan niatnya karena ia menyadari itu jalan yang salah.

“Anak tak jadi dijual,” kenangnya. “Saat kondisi sangat pahit,  saya ingat Tuhan dan juga keluarga. Rasnaya marah tapi juga kesal. Tapi dari situ saya dapat kekuatan,“ ujarnya.

David akhirnya mendapat lagi modal usaha. Ia pun berjualan. Penglihatannya yang sempat terganggu,  berangsur membaik. Usahanya kini laris manis kembali dan  mampu memiliki rumah meski kredit. 

“Hidup selalu ada pasang dan surut.  Tapi satu yang pasti,  jangan tinggalkan Tuhan dan keluarga,” ujarnya.  (yopi/iw)

ADVERTISEMENT

Reporter: Yepe
Editor: Dwi
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT