Harusnya Kita Bangga

Kamis 06 Feb 2020, 08:05 WIB

Upaya membangun " Cinta Indonesia"  telah banyak dilakukan, bahkan rutin, setidaknya pada event - event penting seperti peringatan HUT RI, Hari Pahlawan, dan Sumpah Pemuda.

Cukupkah dengan itu? Jawabnya " tidak".

Edukasi bangga terhadap negeri sendiri tidak sebatas slogan dan retorika. Tidak cukup melalui upacara, 

peringatan, atau seremonial semata.

Yang utama adalah membangun jati diri bangsa cinta negeri melalui rangkaian aktivitas sehari - hari.

Ada pembuktian diri "Aku bangga menjadi bangsa Indonesia"

Yang paling sederhana mencintai produk sendiri, hasil karya anak bangsa mulai produk pertanian hingga barang industri. Mulai dari bumbu dapur hingga tempat tidur semuanya memakai produk dalam negeri.

Maknanya mengonsumsi bawang merah, bawang putih, cabai dan buah - buahan hasil petani kita. Bukan komoditas impor dengan alasan lebih kesohor. Bukan pula memakai sepatu dan baju buatan luar negeri dengan alasan lebih bergengsi.

Tidak juga memakai bahasa asing biar terlihat seperti orang asing, atau produk asing lainnya.

Aneh, jika sering menggunakan label asing, berkata dan berperilaku seperti orang asing,  padahal warga manca negara sendiri lebih menyukai yang natural. Mereka sangat mengenal bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang berkepribadian sangat luhur.

Dunia telah mengakui kekayaan alam negeri kita yang melimpah. Bangsa yang ramah dan berbudaya. Jika kita berperilaku, berkiblat serba luar negeri, bukankah pengingkaran terhadap pengakuan dunia, terutama terhadap diri sendiri.

Sering dikatakan bahasa menunjukkan identitas jati diri budaya bangsa. Dengan berbahasa Indonesia yang baik dan benar berarti makin memperkuat jati diri bangsa. 

News Update