Corona Merebak, Bawang Putih Ikut Kena Dampak, Harganya Meroket

Kamis 06 Feb 2020, 16:50 WIB
sejumlah ibu rumah tangga saat berbelanja bawang putih di lapak milik saefullah. (haryono)

sejumlah ibu rumah tangga saat berbelanja bawang putih di lapak milik saefullah. (haryono)

JAKARTA - Dampak merebaknya virus Corona yang melanda negeri China, harga komoditas bawang putih di Pasar Induk Rau (PIR) Kota Serang melonjak tinggi. Kenaikan harga bawang putih ini dipicu karena pasokan bawang putih dari negeri tirai bambu ini berkurang.

Saefullah, salah satu pedagang bawang putih di PIR mengakui jika kenaikan telah terjadi sejak dua hari yang lalu. Biasanya, para pedagang menjual Rp30 ribu per kilogram, sekarang dijual Rp50 ribu perkilogramnya.

"Iya biasanya paling mahal Rp30 ribu, sekarang jadi Rp50 ribu. Banyak yang bilang faktornya karena virus corona itu. Jadi ekspor, impor itu dihentikan dulu," katanya kepada wartawan, Kamis, (6/2/2020).

Akibatnya, barang dagangannya itu tidak laris seperti biasanya. Ia mengatakan, saat ini konsumen mengurangi belanjaannya untuk mengimbangi kebutuhan bumbu dapur.

Kenaikan harga tersebut sangat berpengaruh pada pendapatan penjualan. Terlebih, Saefullah hanya menjajakan bawang putih, kemiri dan gula merah.

"Agak sepi. Biasanya sehari abis 10 karung, kalau sekarang paling laku abis 7 karung. Bukan naik kalau orang bilang mah, tapi pindah harga. Kalau naik perlahan kan, kalau ini mah melonjak gimana gitu," jelasnya.

Pengakuan yang sama juga dikatakan Ahmadi, pedagang bawang putih lainnya masih di Pasar Induk Rawu. Menurut Ahmadi, omset pendapatan dari menjual bawang putih menurun dikarenakan harganya naik cukup drastis.

"Semua konsumen yang datang mengurangi belanjanya, alasannya karena harganya mendadak mahal. Mau gimana lagi, wong di agennya aja harganya juga naik. Katanya sih dampak dari pasokan yang berkurang," katanya.

Sementara itu, salah satu konsumen bawang putih Rokanah asal Taktakan, mengaku kaget dengan kenaikan bawang putih. Sebab, satu pekan yang lalu harganya masih normal.

"Merasa kaget saja biasanya nggak segitu, pas mau belanja barang kebutuhan dapur jadi kaget aja. Jadi kami harus pintar-pintar mengatur keadaan di dapur agar segalanya bisa tercukupi meskipun keadaannya mahal," ucapnya. (haryono/win)

News Update