JAKARTA – Harga cabe (cabai) di DKI Jakarta tengah meroket. Saat ini, per kilogram (kg) bisa harganya mencapai Rp 100.000/ untuk cabai rawit merah. Hal ini membuat para pedagang mengeluh. Pedagang makanan pun main strategi.
Bahkan, akibat kenaikan harga yang sangat hampir menyamai harga daging ini membuat para pedagang mengaku terganggu pejualannya. Pedagang makanan pun mengeluh.
Seorang pedagang Warteg di daerah Jakarta Selatan, Rusminah (50) mengatakan kenaikan cabai memang mengganggu penjualannya. Namun, dia memiliki beberapa stok untuk menghadapi kenaikan cabai dan kebutuhan pokok lainnya seperti bawang putih dan barang-barang lainnya.
"Memang jualan di warteg menu masakkannya beragam. Kalau cabai naik, ya masak menu yang pakai cabai akan lebih dikurangi sedikit, nah menu yang kurang cabai bisa diperbanyak," tutur pedagang Warteg yang ada di Pancoran, Selasa (3/2/2020).
Pengurangan cabe ini biasa makanan seperti telur balado, terong balado dan makanan yang harus menggunakan cabai jumlahnya dikurangi agar tidak banyak menggunakan cabai tapi tetap pedas.
Hal senada juga disampaikan oleh Mansur (50), pemilik warung makan Padang di bilangan bilangan Kebayoran Baru, ia juga juga mengaku pusing dengan kenaikan harga sembako seperti cabe dan bawang putih serta kebutuhan lainnya.
Meski begitu, dia juga tidak berani menaikkan harga, karena takut pelanggan kabur. Dia memilih strategi mengurangi makanan yang menggunakan cabe.
“Yah, salah satu cara saya harus mengurangi memasak yang menggunakan cabe, dulu sebelum naik bisanya dalam sehari bisa menggunakan cabe antara 4 hingga 5 kg sekarang paling banter hanya 2 sampai 3 kg. Makanya kami berharap pemerintah segera mengambil tindakan agar harga telur ini tidak terus naik,” terang Mansur.
Begitu pula dengan Painah, wanita yang sehari-hari berjualan buntil warga Cipete Utara, ini mengaku sedih dengan kenaikan harga cabe. Sebab salah satu bahan dari buntil adalah cabai.
"Saya sedih harga cabe naik. Saya kan jualan buntil, buntil kan pakai cabe. Kalau naik ya kerasa berat juga, apalagi kalau ada pembeli yang ingin pedes berati kan cabe harus banyak," kata Painah.
Meski harga cabai mengalami naik, wanita ini mengaku tetap menjual buntilnya sekitar Rp 7.000 per bungkus. Dia menyiasatinya dengan mengurangi cabai ke dalam dagangannya. Pelanggannya pun tidak keberatan akan hal tersebut. (wandi/win)