DEPOK – Rencana usulan atau wacana pembangunan transportasi berbasis rel di Kota Depok yang diajukan Wali Kota Depok Muhammad Idris ke jajaran Kementerian Perhubungan RI beberapa waktu lalu mendapatkan tanggapan beragam dan sempat viral dimedia sosial.
“Yang aneh aneh saja. Kota Depok itu terlalu kecil dan belakangan sudah cukup padat dengan perumahan jika dipaksakan dibangun juga membutuhkan lahan serta biaya cukup mahal,” kata Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno menanggapi wacana pembangunan transportasi berbasis rel di Depok, Selasa (28/1/2020).
Menurutnya memang sah-sah saja mengusulkan tapi harus realistis. Karena untuk pelebaran sejumlah jalan utama seperti Jl. Raya Sawangan, Jl. Raya Muhtar, Jl. Raya Tole Iskandar, Jl. Raya Siliwangi, Jl. Raya Kukusan, Beji, Jl. Raya Tanah Baru, Jl. Raya Keadilan, Jl. Raya Pitara hingga Jembatan Serong saja tidak pernah dilakukan Pemkot Depok selama ini.
"Pembangunan transportasi berbasis rel ini anggarannya dari mana dan feasibility studi (FS) atau studi kelayakan seperti apa tentunya butuh waktu yang lama," tuturnya apalagi Depok sudah padat betul dengan rumah warga.
Ditempat terpisah, Sekda Depok Hardiono, malah menilai usulan tarnsportasi berbasis rel di Kota Depok sama sekali tidak ada dalam RTRW yang direncanakan sejak beberapa tahun lalu. "Saya malah heran dan bingung jika ada usulan tersebut," tuturnya.
Masih Belum Dibutuhkan
Hal senada dikatakan , H. Acep Azhari, Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Depok.
Ia menengaskan wacana pembangunan transportasi berbasis rel di Depok masih belum siap, yang diperlukan untuk membangun Kota Depok adalah perbaikan sarana maupun prasarana penunjang yang ada. Seperti penambahan ruas jalan, pelebaran jalan dan lainnya sekarang yang dibutuhkan di Kota Depok.
“Juga penanganan berbagai masalah masyarakat seperti kemiskinan, lapangan pekerjaan, kesehatan, pendidikan dan lainnya. Ini yang harus segera dilaksanakan, bukan malah usulan transportasi berbasis rel,” ujarnya. "Masih banyak yang perlu dibenahi di Depok. "
Sebelumnya, Wali Kota Muhammad Idris didampingi Kepala Dishub Depok Dadang Wihana, bersilahturahmi dan mengajukan berbagai usulan untuk mengatasi kemacetan serta kesemrawutan ke Kemneterian Perhubungan RI melalui sistem transportasi berbasis rel di masa mendatang.
Seperti diketahui keempat koridor tersebut yakni, koridor 1 sepanjang 10,8 KM yang dimulai dari Transit Oriented Development (TOD) Pondok Cina sampai Stasiun LRT Cibubur, koridor 2 sepanjang 16,7 KM dari TOD Depok Baru sampai Cinere dan diharapkan dapat terkoneksi dengan stasiun MRT Lebak Bulus.