Kombes Hendri menegaskan, para pelaku bukan hanya pelajar, melainkan ada alumni yang terlibat.
"Ada yang alumni, ada juga yang pelajar. Tapi sebagian besar adalah pelajar. Seperti kejadian yang di Bogor Tengah itu salah satu pelaku adalah alumni yang menyebabkan satu meninggal dunia dan satu luka berat," tegas Kombes Hendri.
Orang nomor satu di jajaran kepolisian Kota Bogor ini menuturkan, berdasarkan hasil penyelidikan sementara, pemicu tawuran bukan didasari masalah serius, tapi masalah sepele.
"Karena ego, mungkin semua tahu yang namanya jiwa muda itu sedikit tersinggung. Adu argumen di medsos dan lain-lain, makanya tadi salah satu upaya strategi ialah cyber patrol di medsos anak sekolah. Hanya ego saja, tidak ada masalah serius, saling ejek," ungkap Kombes Hendri.
Ia mengatakan, keterlibatan alumni karena adanya ajakan yang emosional dari para siswa. "Namanya alumni ada kedekatan emosional, mungkin para pelajar ini merasa dapat ancaman dari sekolah lain kemudian menceritakan kepada alumni dan di situ para alumni ikut,” ungkapnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat perbedaan tawuran yang terjadi saat ini dengan tawuran sebelum berkembangnya teknologi. Sehingga pihaknya mengaku kesulitan mendekteksi terjadinya tawuran.
"Kalau dulu bertemu dengan sekolah lain lalu tawuran, tapi sekarang mereka itu janjian. Artinya sesuatu yang direncanakan dan ini bukan perdebatan satu sekolah dengan yang lain, tapi perpaduan beberapa sekolah menjadi satu grup melakukan perjanjian dengan sekolah lain untuk melakukan tawuran. Nah ini kesulitan kita," Kata Hendri.
Hendri menyebut pihaknya sudah mengintensifkan patroli 24 jam. Tapi, janjian tawuran dini hari membuat aksi itu kerap tak terpantau.
"Apalagi melihat kejadian pertama korban yang tangannya putus, itu terjadi pada jam setengah dua malam (01.30 WIB) pada saat hujan. Mungkin kita lagi tidur atau mungkin petugas patrolinya malas karena hujan, maka mereka melakukan tawuran. Ini susah diantisipasi," kata Hendri.
Wali kota Bogor, Bima Arya yang usai menyelesaikan rapat koordinasi denga para kepala sekolah, Muspida, terkait tawuran menilai aksi pelajar ini sebagai hal serius, karena melihat beberapa peristiwa terakhir menjadi tren secara keseluruhan.
“Saya menyampaikan terimakasih kepada kepolisian karena sudah mengamankan para pelaku yang terlibat tawuran. Dengan melakukan proses hukum, agar ada efek jera. Itu poin yang pertama,” Kata Bima Arya.
Pemkot Bogor sendiri lanjut Bima, akan menjalankan kewenangan sesuai Perda tibum nomor 8 tahun 2006. “Bagi yang mengganggu ketertiban umum, meresahkan warga ada sanksinya baik kurungan atau pun denda, karena itu PNS, Pol PP ini akan bertindak sesuai porsi kami. Jadi ada porsi polisi ada porsi kami,” ujarnya.