Masih Kosong, Air Waduk Cipancuh Belum Bisa Diandalkan Ribuan Petani

Minggu 26 Jan 2020, 16:25 WIB
Waduk Cipancuh  di Desa Situraja, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, masih kosong belum bisa mengairi lahan pertanian.(taryani)

Waduk Cipancuh  di Desa Situraja, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, masih kosong belum bisa mengairi lahan pertanian.(taryani)

INDRAMAYU – Fungsi waduk Cipancuh  di Desa Situraja, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat  hingga saat ini masih belum bisa diandalkan para petani.

Pasalnya,   waduk yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan air irigasi bagi ribuan hektar sawah petani  yang ditanami padi maupun palawija itu airnya  belum terisi.

Padahal, menurut prakiraan BMKG, bulan Januri 2020 ini  sudah memasuki musim penghujan. Semestinya pada saat musim penghujan itu kali- kali yang mensuplai air ke waduk Cipancuh  sudah berfungsi dengan normal.

Namun kenyataannya, sejumlah  kali belum mampu mensuplai air ke waduk Cipancuh, sehingga waduk Cimancuh hingga pekan terakhir bulan Januari 2020 ini masih belum bisa diandalkan para petani.

 “Waduk Cipancuh ini baru saja selesai direhabilitasi atau diperbaiki menggunakan anggaran  APBN  yang mencapai  milyaran rupiah. Tetapi kenapa pada musim penghujan  selama bulan Januari 2020 ini airnya masih belum bisa diandalkan para petani yang menanam padi dan palawija,” ujar S. Gandaatmaja, warga setempat.

 Dikatakan, ada ribuan hektar lahan sawah di Kecamatan Gantar,  Haurgeulis termasuk di Kecamatan Kroya yang mengandalkan air irigasi dari waduk Cipancuh.

Para petani berharap  waduk Cipancuh pada saat para petani menanam padi nanti sudah berfungsi mengalirkan air irigasi ke ribuan hektar sawah petani.

Pemantauan Pos Kota, Minggu (26/1/2020), air waduk Cipancuh baru terisi sedikit. Sehingga air yang tertampung belum bisa dialirkan ke ribuan hentar sawah milik para petani di 3 kecamatan,  yakni Kecamatan  Gantar, Haurgeulis dan Kroya.

Mengingat air waduk Cipancuh belum bisa dialirkan ke ribuan hektar sawah, maka  para petani tetap mengandalkan air hujan sebagai sumber air dominan tanaman padi Musim Tanam (MT) Rendeng tahun 2019-2020. (taryani/tri)

News Update