Jembatan Gantung Gunungsari Tak Bisa Dilalui Kendaraan Roda Empat

Minggu 26 Jan 2020, 15:35 WIB
Seorang pejalan kaki berjalan kaki di jembatan gantung Gunungsari.(taryanti)

Seorang pejalan kaki berjalan kaki di jembatan gantung Gunungsari.(taryanti)

INDRAMAYU – Sekalipun tidak bisa dilalui kendaraan roda empat atau lebih, namun pembangunan jembatan gantung penghubung antara masyarakat Desa Cangko, Kecamatan Bangodua  menuju Desa Gunungsari, Kecamatan Sukagumiwang  nampaknya cukup menghibur warga.

Dengan adanya pembangunan jembatan gantung yang fungsinya sebagai penghubung dua kecamatan itu,  mempersingkat jarak sekaligus waktu dan biaya bagi masyarakat,  khususnya warga Desa Cangko, Kecamatan Bangodua yang akan bepergian menuju wilayah Kecamatan Sukagumiwang atau sebaliknya.

Selanjutnya warga bisa melanjutkan perjalanan menuju ke jalan Pantura. Jika ke arah timur bisa menuju ke Cirebon, Tegal, Semarang dan sebagainya, jika ke arah barat menuju Bekasi, Jakarta, Tangerang dan seterusnya.

“Sebelum ada jembatan gantung ini masyarakat Desa Cangko dan sekitarnya yang akan bepergian ke arah Cirebon maupun ke arah Jakarta harus memutar arah ke jembatan yang ada di Desa Pilangsari yang jaraknya mencapai belasan kilometer,” ujar Surma (51) warga Desa Cangko.

Dijumpai Pos Kota, Minggu (26/1/2020) Suma mengemukakan, pembangunan jembatan gantung sebagai penghubung masyarakat Desa Cangko – Gunungsari itu sudah diusulkan cukup lama. Usulannya waktu itu adalah jembatan  yang bisa dilalui kendaraan roda empat atau lebih,  seperti jembatan  pada umumnya. Rupanya yang baru direalisasi baru berupa jembatan gantung yang tidak bisa dilalui kendaraan roda empat atau lebih.

“Walaupun tidak bisa dilalui kendaraan roda empat atau lebih,  tetapi dengan adanya jembatan gantung itu cukup menghibur masyarakat. Sebab dengan dibangunnya jembatan gantung ini bisa mempersingkat waktu dan jarak serta biaya,” ujarnya.

Pada tahun 2020 ini diharapkan jembatan gantung yang melintang di atas sungai Cimanuk, yang merupakan sungai terlebar di Kabupaten Indramayu itu bisa berfungsi untuk penyeberang yang  berjalan kaki maupun mereka yang mengendarai kendaraan bermotor roda dua.

Sundari (38) salah seorang warga Desa Sukagumiwang mengemukakan, sebelum ada jembatan gantung, masyarakat Desa Gunungsari dan sekitarnya yang akan bepergian menuju ke Desa Cangko dan sekitarnya terlebih dahulu harus memutar arah menuju jembatan yang ada di Desa Pilangsari yang jaraknya relatif jauh.

Selain memutar arah menuju jembatan di Desa Pilangsari, masyarakat yang ingin menyeberang sebelumnya  memanfaatkan jasa perahu eretan dengan membayar tarif Rp 1.000 per orang atau Rp2.000 bersama sepeda motor.

“Untungnya bagi masyarakat dengan adanya jembatan gantung ini bisa lebih mempersingkat waktu, jarak serta biaya,” ujarnya. (taryani/tri)

Berita Terkait

News Update