WAGINO, 35, memang keterlaluan. Sudah tahu Imah, 30, itu bini temannya sesama buruh pemetik sawit, tapi kenapa masih “disosor” juga. Tapi kenekadannya itu harus dibayar mahal. Arbi, 37, selaku suami Umah, kalap mendengar perselingkuhan itu, maka tanpa ampun Wagino ditusuk badik hingga wasalam.
Daerah Aceh dikenal sebagai Serambi Mekah, karena penduduknya sangat Islami. Tapi sayang hukuman Kanun Jinayah di daerah itu tak pernah sepi, ada saja yang dicambuk pantatnya berkali-kali gara jadi praktisi perselingkuhan. Agaknya tim setan yang beroperasi di Acah sangat militan, sehingga banyak lelaki mengorbankan iman demi si imin.
Wagino salah satunya, adalah lelaki yang berkoalisi dengan setan tersebut. Sudah tahu bahwa Imah meski cantik, tapi kan bini sahabatnya di perkebunan sawit, sama-sama jadi pemetih kelapa sawit. Bahkan saat menyosot buah-buah sawit, sering juga bersama-sama dengan Arbi suami Imah. Nggak tahunya, dalam hati dia selalu berencana, “kapan-kapan binimu saya sosor juga.”
Di kala tak jalan bareng itulah Wagino bermain. Diam-diam dia menyelinap ke rumah Imah dan membujuknya untuk berbagi cinta. Rupanya Imah ini perempuan tidak setia. Sudah tahu bahwa “asset” miliknya sudah menjadi hak pakai Arbi suaminya, eh kok masih memberi kesempatan lelaki lain ikut mencicipi. Memang gurih sih, tapi itu kan berdosa. “Dosa itu kalau perempuannya tidak ridla, kalau sama-sama senang, nggak masalah, Bleh,” kata setan memberi semangat.
Begitulah, asal ada peluang Imah-Wagino selalu begituan! Sampai pada suatu ketika kepergok oleh Arbi. Tentu saja lelaki ini jadi kalap. Tak peduli teman sepekerjaan, langsung saja Wagino dibabat badik hingga wasalam. Wagino masuk liang kubur dan Arbi masuk tahanan, dan kini tengah diadili di PN Suka Makmue, Nagan Raya.
Begitulan nasib Wagino. Bukan hanya dicambuk tapi langsung makjleb, nyawanya dituntaskan. (gunarso ts)