JAKARTA – Langkah Kementerian BUMN yang mendorong generasi milenial dan perempuan untuk mengisi jajaran kursi pimpinan perusahaan plat merah disambut baik oleh kawula muda.
Tokoh milenial, Arief Rosyid, menyampaikan terobosan tersebut sejalan dengan visi Indonesia Maju Presiden Joko Widodo. Menurutnya saat ini generasi milenial yang berada di BUMN sekitar 60-70 persen.
"Postur demografi yang sebesar itu harus diberi kesempatan untuk mereka belajar. Hanya anak muda yang bisa membawa BUMN benar-benar bisa menjawab tantangan dan beradaptasi dengan kondisi saat ini," kata Arief dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (18/1/2020).
Arief menilai, jika dipimpin oleh senior dan tidak ada perubahan maka bisa jadi jabatan akan disalahgunakan untuk kepentingan pribadi. Hal tersebut bisa dilihat dari berbagai persoalan yang mencuat beberapa waktu terahir.
Sementara Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abra Talattov, mengatakan anak muda saat ini berada dalam konteks yang selalu memiliki gebrakan untuk perbaikan. "Tapi, itu harus dibuktikan dan konsisten. Semangatnya kita dukung," ujar dia.
Hal senada disampaikan Abra, jika kursi direksi BUMN terus diisi oleh kalangan senior, akan ada kecenderungan konflik kepentingan apalagi dari kalangan politisi. Dia sarankan pemilihan direksi BUMN maupun komisaris bisa dilakukan secara transparan dan terbuka. BUMN juga harus tahan terhadap intervensi pihak luar.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengungkapkan keinginannya agar ada generasi milenial Indonesia yang menjadi pimpinan BUMN. Erick menilai, bahwa keberadaan milenial di tubuh pimpinan perusahaan pelat merah saat ini masih kurang.
"Kalau bisa ada milenial bisa jadi direksi BUMN. Minimal 10 persen direksi dari milenial," kata Erick dalam Indonesia Millenial Summit 2020 di Jakarta, Jumat (17/1).
Erick mendorong para milenial di Indonesia untuk terus aktif dan produktif serta mengambil setiap kesempatan yang ada untuk bisa memajukan Indonesia. Selain itu, porsi perempuan dalam kepemimpinan BUMN bisa terus ditambah, minimal 15 persen dari total direksi BUMN saat ini. (yendhi/tri)