ADVERTISEMENT

Beras Bikin Miskin

Minggu, 19 Januari 2020 08:35 WIB

Share
Beras Bikin Miskin

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Oleh S Saiful Rahim


TERNYATA beras itu bikin orang jadi miskin. Untung warung Mas Wargo ini tidak menjual nasi, jadi insya Allah kita nggak cepat miskin meskipun sering ke sini,” kata Dul Karung setelah menyambar sepotong singkong goreng yang masih kebul-kebul, yang langsung dicaploknya.

“Dul Karung.....Dul Karung.....Kau cuma minum teh segelas dan makan singkong goreng sepotong, utangmu sudah segunung. Apalagi kalau warung Mas Wargo ini jual nasi dan lauk pauk, utangmu bisa senegeri,” tanggap orang yang duduk di ujung kanan bangku panjang.
Dan ledak tawa pun membahana dari empat sudut warung. Cuma Mas Wargo yang sama sekali tidak bereaksi.

“Tunggu, tunggu dulu. Tenang dulu. Aku ingin tahu apa sebab Dul Karung berkesimpulan beras membuat orang jadi miskin,” kata orang berkopiah yang duduk di ujung kiri bangku panjang.

“Kesimpulan itu aku ambil setelah membaca berita laporan Kepala Badan Pusat Statistik di surat kabar. Kata beliau persentase penduduk miskin pada bulan September 2019, sebesar 9,22%. Turun 0,19% dibandingkan bulan Maret tahun yang sama.

Tentang persentasinya, kemiskinan di kota 6,56%, di desa dua kali lipat, yakni 12,60%. Penyebab nomor satu kemiskinan di kota dan juga di desa adalah beras. Kontribusi beras membuat orang miskin di kota 20,35%, dan di desa 25,82%. Sedangkan rokok sebagai penyebab kedua kemiskinan, kontribusinya di desa 10,37% dan di kota 11,17 %. Nah, dari angka-angka tersebut tampaklah beras adalah kontributor kedua setelah rokok dalam memiskinkan bangsa,”
kata Dul Karung sambil membaca sobekan berita koran yang memuat keterangan Kepala BPS tersebut.

“Jadi menurutmu apa yang harus dilakukan menghadapi hal seperti ini?” tanya orang yang duduk di dekat pintu masuk warung.

Dengan tangkas Dul Karung menjawab, “Tadi, dengan jelas kan sudah tampak bahwa beras adalah penyebab kemiskinan nomor 1. Sedangkan rokok yang seringkali diburuk-burukkan oleh manusia yang sok tahu, ternyata kalah besar kontribusinya dalam hal bikin miskin penduduk di negeri kita ini. Terutama terhadap warga desa yang sekarang ada warung ini. Kecuali saya tentunya. Karena saya, dan mungkin seribu tingkat leluhur saya ke atas, dilahirkan di kota yang sekarang bernama Jakarta ini. Dan ingat saudara-saudara, itulah fakta sejarah yang tak terbantah,” kata Dul Karung yang kemudian menyeruput teh manisnya yang sudah menjadi dingin.

Tiba-tiba orang yang duduk selang lima di kanan Dul Karung tegak berdiri dengan muka merah seperti mabuk. Padahal warung Mas Wargo tidak menjual minuman keras. Dia cuma jualan minuman cair yang bahan baku utamanya air. Tidak ada yang bahan bakunya dari batu.

Tidak seperti biasanya, kali ini Mas Wargo ikut campur dalam obrolan pelanggannya. Di tengah peristiwa adu mulut yang tegang itu Mas Wargo bangkit berdiri.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Redaksi
Editor: Redaksi
Sumber: -
Berita Terkait

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT