ADVERTISEMENT

Kerajaan 'Tiban' Purworejo, Raja dan Kawula Kenthir Semua

Kamis, 16 Januari 2020 07:20 WIB

Share
Kerajaan 'Tiban' Purworejo, Raja dan Kawula Kenthir Semua

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JIKA orang waras percaya pada orang kenthir (setengah gila), maka akan menjadi kenthir semuanya. Itulah yang terjadi di mBayan, Purworejo, Jawa Tengah. Totok Santosa dan istrinya, Fanni Aminadia, mengaku raja dan ratu negara Agung Sejagad. Dipanggil Sinuwun, dia punya kawula 450 orang. Yang bener saja, raja kok rumahnya ngontrak!

Di era milenial yang serba digital, jika kepengin jadi raja dan ratu sebaiknya ikut main kethoprak mataram. Bila aktingnya meyakinkan, bisalah didapuk menjadi raja, atau ratu untuk pemain wanita. Semuanya gratis, tidak perlu bayar uang seragam dan bayar iuran tetek bengek.

Tapi di Desa Pogung Jurutengah Kecamatan mBayan, kini ada kerajaan “tiban” yang diberi nama Kerajaan Agung Sajagad. Kepada para pengikutnya dia minta dipanggil Sinuwun Totok Santosa Hadiningrat, sementara istrinya Kanjeng Ratu Dyah Gitarja. Anehnya, mengaku raja tapi kapan jumenengan (pelantikan raja) tidak jelas. 

Sejak berdiri tahun 2015, konon anggotanya sudah berjumlah 450 orang. Dengan pakaian seragam hitam-hitam seharga Rp 3 juta, pada hari tertentu mereka menggelar pasowanan agung. Kata sang raja Totok, nantinya kerajaan miliknya akan dapat dana luar negeri yang mampu untuk mensejahterakan rakyat Indonesia seluruhnya.

Tak kurang anehnya, sebuah kerajaan kok istana atau kedatonnya baru tiang saka guru 4 buah, yang terpancang di lahan kosong berpondasi. Bahkan Sinuwun dan pemaisurinya tinggal di Godean Yogyakarta, pada rumah kontrakan. Apakah ini bukan raja kere namanya, wong raja kok ngontrak.

Tapi begitulah banyak warga Purworejo yang percaya, bahkan penduduk luar daerah. Lama-lama kegiatan mereka meresahkan warga, sehingga penduduk sekitar lapor polisi. Kini sinuwun Totok Santosa Hadiningrat dan Kanjeng Ratu Dyah Gitarjo sudah ditangkap polisi dengan tuduhan menciptakan kebohongan dan meresahkan masyarakat.

Mengingat mereka berasal dadi Yogyakarta, jangan-jangan di waktu bocah mereka suka nonton Ketoprak Mataram, baik melalui tanggapan umum atau di RRI Yogyakarta. Lama-lama Totok jadi terobsesi pengin jadi raja. Istrinya yang hanya mengikuti arahan suami, akhirnya kini menangis di kantor polisi. (gunarso ts)

ADVERTISEMENT

Reporter: Redaksi
Editor: Redaksi
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT